"Kami dari Kemenko Pangan mengajak adik-adik mahasiswa, terutama dari jurusan peternakan, untuk bersama-sama mewujudkan swasembada daging sapi dan susu nasional. Ini bukan sekadar soal produksi, tetapi tentang masa depan bangsa, bagaimana setiap anak Indonesia bisa tumbuh sehat, cerdas, dan bebas stunting karena asupan nutrisinya, terutama dari susu, terpenuhi sejak dini. Sudah saatnya kita ubah paradigma bahwa susu bukan barang mewah, melainkan menu wajib di setiap rumah. Dengan memperkuat peternak lokal, mendorong inovasi produk susu seperti yoghurt dan keju, serta menggandeng industri dan investor, kita bisa menjadikan susu sebagai fondasi ketahanan pangan. Anak-anak muda juga harus berani menjadikan dunia peternakan sebagai ladang usaha yang menjanjikan, dengan pendekatan teknologi dan profesionalisme tinggi. Ini semua adalah bagian dari ekosistem besar untuk mewujudkan kemandirian pangan kita," ajaknya.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia juga menyampaikan apresiasinya terhadap upaya Frisian Flag memajukan peternakan lokal. Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Ditjen PKH Kementerian Pertanian, Dr. Drh. Nuryani Zainuddin, M. Si. menekankan bahwa Hari Susu Nusantara adalah momentum penting untuk mengingatkan bahwa susu bukan sekadar minuman biasa. “Di balik segelas susu tersimpan manfaat besar bagi kesehatan, kecerdasan, dan daya tahan tubuh, terutama bagi anak-anak, ibu hamil, dan lansia. Namun konsumsi susu masyarakat Indonesia masih sangat rendah, bahkan terendah di Asia Tenggara. Untuk itu, kami mendorong peningkatan produksi susu dalam negeri agar kebutuhan gizi masyarakat dapat terpenuhi secara mandiri. Pemerintah menargetkan swasembada susu nasional pada 2029 melalui penambahan satu juta ekor sapi perah, modernisasi peternakan, dan kemitraan antara industri dan peternak. Ini adalah bagian dari Proyek Strategis Nasional dalam RPJMN, yang akan membuka peluang besar bagi generasi muda untuk terlibat aktif membangun ketahanan pangan bangsa," terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Dr. Idat Galih Permana, M.Sc. Agr., IPU, Dekan Fakultas Peternakan IPB, mengatakan, kemajuan sektor peternakan sapi perah juga tidak luput dari peran dan pendampingan akademisi. "Transfer pengetahuan dan teknologi yang disampaikan Frisian Flag melalui DD membantu dunia pendidikan dalam menyampaikan tips-tips praktis kepada peternak muda. Pendampingan korporasi juga menyuntikkan semangat berinovasi berbasis kewirausahaan yang merupakan modal penting memajukan industri susu segar kita. Dukungan industri kepada para peternak yang tidak hanya memperkuat kapasitas peternak lokal, tetapi juga menggerakan perekonomian yang berimbas pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat di sekitar peternak. Kami berharap generasi muda khususnya mahasiswa yang ada di bidang peternakan juga dapat mengambil andil kelak dalam mendukung meningkatkan daya saing sektor peternakan sapi perah Indonesia di masa depan."
Sementara itu, Prof. Epi Taufik S.Pt., MVPH., M. Si, Guru Besar Bidang Ilmu dan Teknologi Susu, IPB berpendapat, “Inovasi dari teknologi peternakan hingga proses produksi susu sangat penting karena dapat menghasilkan produk susu yang berkualitas tinggi, aman dikonsumsi, dan bernilai gizi optimal. Kemajuan teknologi telah membuka potensi industri susu sebagai salah satu penopang ketahanan pangan nasional yang bernilai strategis. Dengan teknologi, produksi susu jadi lebih efisien, kualitas lebih baik, dan masa simpan yang lebih panjang. Hal ini diperkuat dengan inovasi pengolahan menjadi produk susu siap minum untuk didistribusi ke konsumen. Kita harus meningkatkan pengetahuan dan keahlian dalam produksi dan pengolahan susu, membangun ekosistem susu segar nasional yang terintegrasi antara peternak, koperasi susu, dan industri didampingi pemerintah. Jika ini terjadi, maka kita sedang membangun masa depan industri susu yang tangguh dan berkelanjutan.”