Implementasi Ekonomi Sirkular ala Coca-Cola Indonesia

MIX.co.id - Demi mewujudkan Dunia Bebas Sampah, Coca-Cola memutuskan untuk menjadikan kemasan botol minumannya sebagai bagian dari ekonomi sirkular. Coca-Cola pun berinvestasi dengan mendirikan pabrik daur ulang serta yayasan sebagai jaringan pengumpulan botol PET pasca konsumsi. Hasilnya, Coca-Cola menjadi perusahaan produk minuman pertama di Indonesia yang memproduksi kemasan berbahan 100% rPET. Coca-Cola juga berhasil melibatkan 27.300 recycling heroes.

LATAR BELAKANG

Sampah plastik masih menjadi masalah besar bagi Indonesia. Merujuk data BPS (Badan Pusat Statistik), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton pert tahun, di mana 3,2 juta tonnya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Dari timbulan sampah plastik, produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bermerek menyumbang 226 ribu ton atau 7,06%.

Oleh karena itu, sebagai produsen AMDK, Coca-Cola memiliki komitmen untuk menciptakan dunia bebas sampah dengan mengeleminasi kemasan yang tidak perlu dan menjadikan kemasan minuman sebagai bagian dari ekonomi sirkular. Komitmen itu sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah sebesar 30% dan mengurangi sampah laut sebesar 70% pada tahun 2025.

Ada tiga agenda besar yang tengah dijalankan Coca-Cola demi mewujudkan komitmen tersebut. Pertama, menghilangkan kemasan yang tidak perlu, yakni 100% recyclability pada 2025 mendatang. Termasuk, menghentikan penggunaan plastik murni berbahan virgin oil dalam botol, pada 2030 mendatang. Kedua, mendorong kemasan sirkular, dengan menggunakan 50% konten PET daur ulang (rPET) pada kemasan hingga 2025. Ketiga, melakukan investasi dan inovasi untuk solusi pengemasan masa depan.

Diungkapkan VP Public Affairs, Communications, and Sustainability Coca-Cola Europacific Partners Indonesia & Papua New Guinea Lucia Karina, “Kolaborasi menjadi kunci ekonomi sirkular. Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan utama agar dapat mendorong percepatan implementasi ekonomi sirkular, yang berakar kuat pada semangat gotong royong.”

Lebih jauh ia menjelaskan, kolaborasi dengan para pemangku kepentingan utama itu disebut sebagai Nona Helix. Para pemangku kepentingan itu adalah pemerintah, industri, jasa keuangan, masyarakat, media, komunitas, pemuka masyarakat, akademisi, dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). “Ini merupakan DNA dari pengelolaan sampah di Indonesia,” yakinnya.

EKSEKUSI - “Fokus Ekonomi Sirkular pada 3R”

Untuk mewujudkan ekonomi sirkular, Coca-Cola berfokus pada 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pada 2021, dengan mengusung konsep Nona Helix, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP) melakukan investasi senilai Rp 700 miliar dengan mendirikan Amandina Bumi Nusantara, yakni perusahaan PET daur ulang hasil investasi Coca-Cola Europacific Partners Indonesia yang berkualitas food-grade. “Pabrik daur ulang yang berlokasi di Jawa Barat ini mulai beroperasi pada 2022, dengan kapasitas produksi 25 ribu ton rPET per tahun,” ungkap Lucia.

Di tahun yang sama, lanjutnya, Coca-Cola juga menghadirkan Mahija Parahita Nusantara, yang merupakan yayasan nirlaba yang didirkan CCEP Indonesia dan Dynapack Asia untuk mengelola pengumpulan yang bertanggung jawab dan menyelaraskan rantai yang ada (mitra pengumpul dan pusat pengumpulan) serta memprioritaskan hak asasi manusia. “Dengan investasi ini, maka Coca-Cola menjadi perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) pertama di Indonesia yang berinvestasi dalam pengemasan closed-loop, Bottle-to-Bottle,” yakinnya.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)