MIX.co.id - Guna menciptakan proses produksi yang ramah lingkungan, PT Ajinomoto Indonesia melakukan praktik ekonomi sirkular. Praktik tersebut telah dilakukan Ajinomoto di pabriknya yang berada di Mojokerto. Di sana, Ajinomoto telah melakukan berbagai upaya untuk mencapai zero waste, yang merupakan upaya meminimalkan dan mengurangi pencemaran lingkungan hingga ke titik nol.
Berbagai upaya yang dilakukan Ajinomoto di pabrik Mojokerto antara lain pengurangan emisi karbon, pengurangan konsumsi air, hingga penerapan Bio-Cycle & Eco-Activity yang menghasilkan co-product seperti Pupuk AJIFOL, AMINA, dan bahan baku pakan ternak FML. Selain itu, ada juga peningkatan pengelolaan air limbah agar saat disalurkan ke Sungai Brantas, kualitas airnya menjadi lebih baik dan bersih.
“Ajinomoto telah melakukan praktik ekonomi sirkular. Kami selalu mempertahankan dan meningkatkan efisiensi produksi dari hulu hingga hilir pada proses produksi yang ada. Di hulu, dengan teknologi yang kami punya, kami menekan penggunaan raw materials untuk meningkatkan produktivitas. Pada proses tersebut hingga mencapai hilirnya, kami menghasilkan co-product atau produk samping yang memiliki nilai jual dan bisa diaplikasikan di bidang pertanian,” papar Yudho Koesbandryo, Direktur PT Ajinomoto Indonesia.
Selain mengolah produk samping cair dari hasil produksi MSG, lanjutnya, di Agriculture Development (Agri Dev) Department, Ajinomoto juga bertanggung jawab untuk mengolah produk samping dalam bentuk padat menjadi pembenah tanah GCC Mix, material pakan ternak TRITAN, dan beberapa co-product lainnya yang juga mempunyai nilai jual.
“Selain proses pembuatan co-product yang menerapkan Bio-Cycle & Eco-Activity, Ajinomoto juga banyak menerapkan aktivitas produksi yang ramah lingkungan seperti pengurangan 34.900 ton emisi karbon (CO2) dengan berbagai cara, seperti mengurangi konsumsi bahan bakar seluruh transportasi di tempat kerja, memangkas penggunaan tenaga listrik, dan mengatasi kebocoran uap pada peralatan produksi. Kami mempunyai target mengurangi 180.000 ton CO2 pada tahun 2023, dari based line tahun 2018,” target Yudho.
Lebih jauh ia menegaskan bahwa Ajinomoto juga memiliki komitmen mendukung pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, dari based line tahun 2016, dengan melakukan penghematan melalui peningkatan kualitas air (water treatment) pada aktivitas produksi.
“Komitmen ini juga sebagai wujud partisipasi Ajinomoto dalam mensukseskan program pelestarian lingkungan hidup dari Pemerintah Indonesia dan seiring dengan cita-cita Ajinomoto Co., Inc (Jepang) dalam membantu mengurangi dampak lingkungan hingga 50%. Langkah ini juga bertujuan untuk menjaga ketersediaan air dalam skala regional, sehingga dapat membantu mengatasi keterbatasan sumber daya air akibat peningkatan konsumsi air terutama pada saat masa pandemi,” ucapnya.
Bahkan, Ajinomoto juga aktif mengerjakan kegiatan reduce, reuse, recovery, dan recycle untuk penggunaan air di setiap aktivitas yang ada. “Hal ini cukup menggembirakan, karena meski dengan mengurangi penggunaan air hingga 31%, kemampuan produksi MSG dan seasoning lain masih bisa meningkat,” ujar Yudho.
Sementara itu, demi menekan angka sampah plastik yang kian menumpuk, Ajinomoto telah mengambil langkah nyata, dengan mengurangi hingga 30% penggunaan material plastik di kemasan MSG AJI-NO-MOTO. Berkat inisatif tersebut, brand MSG AJI-NO-MOTO memperoleh rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai bumbu MSG pertama di Indonesia dengan kemasan yang ramah lingkungan.
“Selain itu, kami juga mengurangi penggunaan plastik pada produk lainnya seperti Masako sejumlah 8,4% dalam setiap kemasan 9gr dan Sajiku sebanyak 9,5% di setiap kemasannya. Ke depannya, akan dilakukan penelitian lebih lanjut supaya bisa terus menekan penggunaan material plastik di setiap produk,” tutupnya.