MIX.co.id - PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui payung program Sampoerna untuk Indonesia, berkomitmen untuk menggelar inisiatif terkait pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menegah), salah satunya UMKM Perempuan.
Inisiatif ini dilakukan, karena dari 150.000 toko kelontong yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC), 57 persen di antaranya adalah milik perempuan. Sementara, pada Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) yang telah membina lebih dari 54.500 UMKM, lebih dari 50 persen digerakkan atau dimiliki oleh perempuan.
Untuk itu, guna melanjutkan upaya pengembangan UMKM perempuan, Sampoerna menggelar program “Semangat dan Aksi Perempuan Andalan” (SAPA) untuk Indonesia. Rangkaian kegiatan SAPA Untuk Indonesia dimulai 20 September 2021. Berbagai kegiatan yang dihadirkan antara lain kelas pelatihan yang disesuaikan untuk kebutuhan pelaku UMKM seperti e-commerce, pemasaran digital, promosi, manajemen keuangan, serta kompetisi digital untuk mengasah kemampuan digital mereka.
SAPA Untuk Indonesia ditutup dengan webinar yang berlangsung pada 5 – 6 Oktober 2021. Melalui kegiatan ini, Sampoerna mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pembuat kebijakan, pemimpin bisnis lokal, hingga pelaku UMKM, untuk membahas tantangan dan kesempatan yang ada di Indonesia guna mengembangkan UMKM secara lebih lanjut, khususnya untuk memberdayakan pelaku UMKM perempuan.
Direktur Urusan Eksternal PT HM. Samperna Tbk. Elvira Lianita menerangkan, “Setiap hari, kami berinteraksi dengan pelaku UMKM. Hal ini memberikan pemahaman mendalam mengenai tantangan yang mereka hadapi. Melalui SRC, kami membina dan membangun sebuah komunitas yang terdiri dari 150.000 toko kelontong. Lebih dari 60% toko kelontong tersebut dimiliki dan dikelola oleh perempuan, dengan lebih dari separuh di antaranya merupakan pencari nafkah utama keluarga mereka,” ucapnya.
Diakui Elvira, anggota SRC yang sebagian besar dimiliki oleh perempuan, ikut memberdayakan UMKM lain di komunitas sekitarnya untuk berkreasi dan memanfaatkan Pojok Lokal. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kompas pada tahun 2019, hal ini berdampak pada peningkatan omzet UMKM sebesar 28%, atau mencapai omzet sekitar Rp 5,7 triliun dibandingkan dengan sebelum bergabung dengan Pojok Lokal. “Ini adalah bukti nyata pentingnya pemberdayaan perempuan dan hal inilah yang mendasari digelarnya SAPA Untuk Indonesia,” katanya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual untuk membuka webinar SAPA Untuk Indonesia, menambahkan, pemerintah mendukung UMKM serta peranan perempuan dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Pemerintah memberikan alokasi anggaran senilai Rp 95,13 triliun yang dimanfaatkan antara lain untuk subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), perluasan kredit modal kerja, restrukturisasi dan penjaminan kredit UMKM, Banpres Produktif Usaha Mikro, dan fasilitas lainnya,” tandas Menko Airlangga.
Lebih jauh ia menegaskan, UMKM menyerap Rp 32,72 triliun, lebih dari separuh dari realisasi program PEN senilai RP 61,62 triliun. Khususnya, pada kategori KUR super mikro, di mana lebih dari 90 persen penerima manfaatnya adalah perempuan.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Bapak Teten Masduki menyatakan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan kinerja para pengusaha berskala mikro, kecil, dan menengah, salah satunya melalui upaya digitalisasi.
“Kita terus mendorong UMKM agar go digital. Target kita di 2024 adalah 30 juta UMKM sudah go digital. Saat ini, baru sekitar 15,9 juta UMKM yang sudah terhubung ke ekosistim digital, atau sekitar 24 persen. Angka ini tumbuh 99 persen jika dibandingkan pada awal 2020 atau sebelum pandemi,” pungkas Teten.