Inisiatif Sosial ACT untuk Nelayan

Awal Maret ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) kembali menyalurkan bantuan kepada masyarakat Indonesia. Kali ini, bantuan yang diberikan ACT dalam bentuk bantuan perahu. Sebanyak enam perahu fiber diserahkan langsung kepada para nelayan yang membutuhkan di wilayah Serang, Banten.

"Alhamdulillah, para nelayan penerima manfaat sangat senang dan bersyukur dengan bantuan perahu ini. Mudah-mudahan dengan bantuan ini dapat memulihkan kembali perekonomian para nelayan yang sedang hancur," ungkap Sri Eddy Kuncoro selaku Direktur ACT, pada acara serah terima yang dilakukan di Pelabuhan Cinangka, Serang, Banten, hari ini (5/3).

Lebih jauh ia menerangkan, tsunami Selat Sunda yang menerjang pesisir pantai Banten tidak hanya memakan korban jiwa, tetapi juga berpotensi menghasilkan kemiskinan baru, khususnya bagi para nelayan. Hal itu dikarenakan tsunami juga menyebabkan kehilangan dan kerusakan parah pada perahu-perahu nelayan.

“Mereka tidak lagi memiliki alat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Mereka tak lagi memiliki perahu layak pakai. Untuk itu, penyediaan sarana produksi perahu serta alat tangkap ini sebagai upaya strategis untuk memulihkan kondisi perekonomian nelayan,” yakinnya.

Pada kesempatan itu, ACT juga meluncurkan Program Perahu Wakaf dari Global Wakaf ACT selaku salah satu lembaga yang berperan sebagai nazir wakaf di Indonesia. Peluncuran dilakukan sebagai bentuk kepedulian Global Wakaf ACT tidak hanya untuk membantu, tetapi juga memberdayakan para nelayan melalui dana wakaf.

Program Perahu Wakaf adalah salah satu inovasi wakaf yang dikeluarkan oleh Global Wakaf ACT untuk membangkitkan perekonomian umat, khususnya para nelayan. Global Wakaf mengajak masyarakat Indonesia untuk membantu nelayan-nelayan korban tsunami yang masih banyak lagi membutuhkan uluran bantuan.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Global Wakaf, sekitar 400 kapal nelayan rusak dan tak bisa digunakan lagi serta diperkirakan lebih dari 1.500 nelayan kehilangan mata pencaharian. Nelayan korban tsunami tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Banten seperti Cinangka, Sumur, Pandeglang, Tanggamus, dan Pasawaran.

"Melihat kondisi itulah program ini hadir sebagai salah satu solusi berkelanjutan karena bagi nelayan perahu itu memiliki fungsi strategis untuk kehidupan mereka," terang Eddy mewakili Tim Global Wakaf ACT.

Ada tiga objektif yang ingin dicapai dari program Perahu Wakaf. Pertama, mengembalikan sumber mata pencaharian nelayan yang terimbas tsunami di Kabupaten Pandeglang dan Serang. Kedua, meningkatkan pendapatan nelayan korban bencana. Ketiga, pengorganisasian nelayan melalui pendampingan dan pemberdayaan sehingga terbentuk organisasi yang menghimpun nelayan.

"Jadi wakaf ini menjadi produktif, tidak hanya membantu tetapi juga membuat nelayan semakin sejahtera dengan pendampingan dan pemberdayaan yang kita lakukan. Selain itu, kami juga mendorong penghasilan para nelayan ini semakin meningkat sehingga semakin sejahtera," tutup Eddy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)