Best of the Best Social Responsible Business Practices
Indonesia's Best Corporate Sustainability Initiatives 2019
Program ini merupakan salah satu penerapan ekonomi sirkular yang dijalankan oleh Candra Asri Petrochemmical (CAP) untuk mendukung target pemerintah mengurangi limbah sampah plastik di laut sebesar 70% pada 2025. Bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), CAP menerapkan konsep ekonomi sirkular melalui program aspal plastik.
Dalam kerja sama tersebut, CAP memaksimalkan utilitas 3 ton atau 5%-6% sampah plastik sebagai campuran aspal biasa untuk membangun area seluas 6.372 meter persegi di pabrik yang berlokasi di Cilegon Banten. Jenis sampah plastik yang digunakan adalah High Density Polyethylene (HDPE) berbentuk kantong plastik kresek. Tercatat, lebih dari 2 juta sampah plastik yang dicacah lalu dicampur dengan agregat aspal hingga menghasilkan jalan aspal plastik.
Menurut penelitian Balitbang Kementerian PUPR, campuran plastik dengan komposisi yang ideal dalam aspal dapat meningkatkan nilai stabilitas campuran aspal plastik sebesar 40%, sehingga tahan terhadap deformasi plastik dan tidak mudah retak. Selain bisa dimanfaatkan sebagai bahan tambah pada campuran beraspal, penggunaan limbah plastik kresek jenis LDPE telah mengurangi pencemaran lingkungan. Apalagi sebagai limbah, ia tidak memiliki nilai ekomis (tidak laku) lagi.
PT Chandra Asri Pertochemical Tbk (CAP) merupakan perusahaan petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia yang memproduksi Olefins dan Polyolefins. Ia juga merupakan satu-satunya produsen yang mengoperasikan Naphtha Cracker di Indonesia, dan juga produsen domestik tunggal untuk Ethylene, Styrene Monomer dan Butadiene. Selain itu, Perseroan merupakan produsen Polypropylene terbesar di Indonesia. Pabriknya di Cilegon dan Serang, Provinsi Banten, tercatat menghasilkan bahan baku plastik dan kimia yang digunakan untuk produk kemasan, pipa, otomotif, elektrosik, dan berbagai produk bernilai tambah yang digunakan setiap hari dalam kehidupan manusia.
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menjadi pihak swasta pertama yang memanfaatkan aspal berbahan limbah sampah plastik sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap penanganan sampah plastik di Indonesia. Direktur Sumber Daya Manusia dan Hubungan Perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Suryandi mengungkapkan kegiatan itu sebagai salah satu bentuk kepedulian PT Chandra Asri Petrochemical Tbk terhadap isu lingkungan terkait plastik. "Kami merintis pemanfaatan sampah plastik untuk aspal sebagai komitmen mendukung target pemerintah mengurangi limbah plastik di laut sebesar 70% sampai dengan tahun 2025," ujarnya di Cilegon belum lama ini.
Inisiatif keberlanjutan CAP juga dilaksanakan melalui edukasi Manajemen Sampah Plastik kepada publik melalui akun media sosial instagram CAP. CAP mengedukasi masyarakat terkait kegunaan plastik yang sudah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia, serta agar masyarakat dapat memanfaatkan produk plastik dalam waktu yang lama dan secara aktif melakukan pemilahan sampah plastik sebelum di buang untuk mempermudah proses daur ulang.
Kami menyadari bahwa pengolahan sampah plastik akan berhasil jika didukung oleh semua pihak. Sebagai upaya pemanfaatan limbah plastik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk juga menggandeng Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) guna memenuhi kebutuhan sampah plastik yang sudah dicacah untuk bahan pencampuran aspal.
"Salah satu kendala dalam pemanfaatan limbah plastik untuk campuran aspal justru ketersediaannya, bahkan di beberapa daerah sangat sulit untuk mencari limbah plastik," jelas dia. Menuru Edi, hal itu tidak lepas dari rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah-milah sampah plastik dari sampah organik. Karena itu, upaya sosialiasi kepada masyarakat merupakan tantangan tersendiri baik bagi kalangan usaha, asosiasi, maupun pemerintah.
Juri IGG Maha Adi memberi apresiasi kepada program Candra Asri. Program ini dinilai inovatif dan, yang lebih penting, dapat menyelesaikan masalah besar lingkungan hidup yaitu sampah plastik. Namun ia memberi catatan khusus, pentingnya perusahaan sebesar ini melakukan ujicoba untuk jalan yang lebih panjang di beberapa lokasi. (Bin)