Dari sisi akademik, IPB University terus mendorong riset yang aplikatif. Selama tahun pertama kerja sama ini, tim riset IPB melakukan identifikasi dan pengujian terhadap berbagai varietas talas lokal. Tim meneliti aspek produktivitas, adaptasi terhadap lingkungan, serta kualitas umbi untuk pangan olahan.
“Dari proses itu, kami berhasil menemukan varietas talas yang paling sesuai untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tambah, salah satunya digunakan dalam produk Lapis Bogor Sangkuriang,” ungkap Prof. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr, Wakil Rektor IPB University.
Ia menyampaikan, riset akademik bisa bersanding langsung dengan kebutuhan industri, dan yang paling penting, memberi manfaat nyata bagi petani dan keberlanjutan pertanian lokal.
"Kampus IPB juga selalu menjadi kunjungan Agro eduwisata dari seluruh penjuru Tanah Air, juga luar negeri. Lapis Bogor Sangkuriang ini bisa dijadikan oleh-oleh khas bagi para pengunjung ke IPB,” tutur Ernan Rustiadi.
Sementara Wali Kota Bogor, Dedie Abdu Rachim, turut mengapresiasi kolaborasi ini sebagai bentuk nyata sinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha.
“Bogor punya potensi luar biasa, dan talas bisa menjadi wajah kebanggaan kota ini. Kami mendukung penuh upaya seperti ini, karena setiap langkah kecil di ladang bisa menjadi lompatan besar bagi ekonomi lokal,” ucapnya.
Pihaknya memberikan apresiasi tinggi terhadap Lapis Bogor Sangkuriang sebagai contoh nyata pelaku usaha lokal yang tidak hanya membesarkan mereknya, tetapi juga turut menjaga kearifan lokal dan memperkuat ekonomi daerah.
Ia mengakui, Lapis Bogor Sangkuriang telah menunjukkan bahwa produk lokal bisa tumbuh besar tanpa melupakan asal-usulnya. Dukungan terhadap petani talas ini adalah bentuk nyata bagaimana sebuah bisnis bisa ikut menjaga jati diri Bogor, sekaligus berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.
“Pemerintah Kota siap mendukung langkah-langkah seperti ini agar talas semakin menjadi simbol kekuatan pangan dan budaya Bogor,” tandas Dedie. ()