MIX.co.id - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja merilis hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022. Hasilnya, indeks inklusi keuangan Indonesia mencapai 85,10%. Itu artinya, naik 8,91 basis poin (bps) jika dibandingkan dengan SNLIK 2019 yang mencapai 76,19%. Sementara itu, indeks literasi keuangan Indonesia pada 2022 juga mengalami kenaikan 11,65 bps, meski masih di angka 49,68%. Adapun tingkat literasi asuransi, angkanya masih jauh di bawah literasi keuangan. Merujuk data OJK, sejak 2016 hingga 2019, tingkat literasi asuransi di Indonesia baru mencapai 19%.
Sejatinya, guna mendorong tingkat literasi dibutuhkan edukasi yang masif dari berbagai pihak. Termasuk, edukasi oleh para pelaku di dalam industri keuangan maupun asuransi. Sebagai pelaku industri asuransi, Allianz Indonesia tercatat sangat masif dan rutin dalam mengedukasi masyarakat guna meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.
Sepanjang tahun ini misalnya, Allianz secara berkelanjutan telah menggelar rangkaian edukasi kepada hampir semua segmen market, mulai dari nasabah, anak muda, anak-anak, para ibu, UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), hingga media.
Mengawali tahun 2022, tepatnya Januari, Allianz sukses menggelar edukasi untuk nasabahnya terkait market outlook dan solusi keuangan di tahun macan air. Masih di bulan yang sama, Allianz juga menggelar edukasi untuk para ibu dalam mempersiapkan keuangan. Selanjutnya, di Maret, Allianz telah menggelar dua program edukasi, yakni untuk milenial di Bali agar melek finansial serta edukasi masyarakat untuk memahami dana investasi dalam asuransi jiwa. Memasuki April, di program tahunan Global Money Week 2022, Allianz berbagi tips untuk mengatur keuangan bagi anak muda. Di Juli, bertepatan dengan Hari Anak Nasional, giliran Allianz melakukan edukasi finansial kepada anak-anak. Selanjutnya, di September, Allianz mengedukasi UMKM di Medan tentang pentingnya asuransi bagi kelangsungan bisnis.
Paling anyar, hari ini (16/11), Allianz kembali menggelar edukasi untuk meningkatkan literasi dan penetrasi asuransi. Kali ini, Allianz mengedukasi media yang dikemas dalam bentuk workshop bertajuk “Life & Health Insurance 101: Do’s & Don’ts Sebelum dan Saat Memiliki Asuransi”.
Dituturkan Bianto Surodjo, Business Director Allianz Life Indonesia, media workshop ini digelar sebagai bentuk kepercayaan perusahaan terhadap media, yang memiliki peran penting dalam menyampaikan sekaligus mengamplifikasi informasi dan melakukan edukasi ke masyarakat luas.
“Kami senantiasa mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan tingkat kesadaran dan penetrasi asuransi di Indonesia. Kami terus fokus melakukan berbagai inisiatif, baik itu kegiatan literasi melalui program CSR (Corporate Social Responsibility), maupun edukasi secara rutin kepada nasabah dan masyarakat luas melalui media sosial serta aktivitas lainnya yang melibatkan media. Kami berharap kegiatan berkelanjutan yang dilakukan Allianz Indonesia dapat terus meminimalisir kesenjangan antara inklusi dengan literasi asuransi,” ungkap Bianto.
Dalam workshop ini, Allianz mengedukasi tentang pemahaman yang masih salah terkait asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Dipaparkan Himawan Purnama, Chief Product Officer Allianz Life Indonesia, masyarakat Indonesia masih banyak yang salah dalam memahami asuransi jiwa. Dia mencontohkan, asuransi masih dianggap sama dengan menabung dan asuransi masih dianggap sebagai investasi. Pemahaman yang salah lainnya adalah masyarakat membeli asuransi tanpa mengetahui jenis produk dan cakupan polis yang dimiliki. Mereka juga membeli asuransi tanpa mengetahui apakah sudah sesuai kebutuhan.
Untuk menjawab pemahaman yang salah tersebut, Himawan menjabarkan tentang tahapan dan istilah yang harus diketahui dalam asuransi jiwa. “Hal penting yang harus dilakukan nasabah ketika menerima polis adalah dengan memeriksa data pribadi, memahami manfaat asuransi yang tertera di dalam polis, apa saja yang menjadi pengecualian, serta mengetahui masa pertanggungan asuransi,” ia mengingatkan.
Pada kesempatan yang sama, Sukarno, Product Marketing & Health Service Allianz Life Indonesia, menerangkan mengenai perbedaan asuransi kesehatan dengan asuransi jiwa, baik dari fungsi dan jenisnya. “Masyarakat harus benar-benar memahami cakupan manfaat asuransi kesehatan yang dibutuhkan, serta memastikan untuk mengisi data pribadi yang benar dan riwayat kesehatan yang lengkap,” tandasnya.
Sukarno juga menyampaikan bahwa nasabah harus memahami mengenai prosedur pengajuan klaim, serta apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan klaim ditolak, seperti dokumen tidak lengkap, polis dalam kondisi lapse, belum melalui masa tunggu, serta Pre-existing Condition dan Non-disclosure.
Hasilnya, inisiatif yang digelar secara berkelanjutan oleh Allianz pun berdampak positif. Selain masyarakat makin paham dan “melek” akan finansial dan asuransi, Allianz juga berhasil meraih kepercayaan publik. Pada September ini, Allianz Life Indonesia berhasil menjadi merek asuransi yang paling direkomendasikan masyarakat menurut YouGov Recomended Rankings 2022. Dari hasil survei tersebut, Allianz berhasil menduduki peringkat ke-10 dan menjadi satu-satunya asuransi pada Top 10 YouGov Recommend Rankings dengan skor 84,9.
Kepercayaan publik terhadap Allianz diperkuat dengan laporan AAJI 2021 yang menyebutkan bahwa Allianz Life Indonesia menjadi perusahaan asuransi dengan penjualan premi tahunan (Annualized Premium Equivalent/APE) nomor satu dengan mencatatatkan penjualan APE sebesar Rp 4,2 triliun atau tumbuh sebesar 8,1%, di tengah rata-rata industri yang turun 4,5% pada 2021 lalu.