Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) berinisiatif menggelar program Tempat Olahan Sampah Sungai Gerakan Ciliwung Bersih (TOSS-GCB). Di TOSS-GCB ini, akan dilakukan pengolahan sampah sungai menjadi energi dalam bentuk briket atau pelet, yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar sehari-hari sebagai pengganti minyak tanah, bahkan LPG.
Program yang diresmikan pada 27 Juni 2020 ini menyasar masyarakat di sepanjang aliran Sungai Ciliwung. Adapun listrik yang dihasilkan dari unit instalasi TOSS-GCB ini akan digunakan mengoperasikan mesin pompa dan penjernihan air sungai, sehingga layak untuk kebutuhan Mandi, Cuci, Kakus (MCK) masyarakat di sana.
Dijelaskan Ketua Gerakan Ciliwung Bersih Peni Susanti, objektif utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas air sungai dan mengembalikan fungsi sungai sebagai bahan baku air bersih.
"Sementara itu, tujuan didirikan GCB adalah untuk menggalang kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan serta kelestarian aliran Sungai Ciliwung. Organisasi nirlaba yang didirikan pada 1989 ini juga diharapkan mampu menjadi sarana edukasi dan wisata (edu-wisata) bagi masyarakat luas khususnya yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung," papar Peni.
TOSS-GCB adalah program kolaboratif antara GCB dengan pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Badan Usaha Milik Negara melalui anak usaha PT PLN (Persero) yaitu PT Indonesia Power, Badan Usaha Milik Daerah melalui PDAM DKI Jakarta, perusahaan swasta PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood), serta startup company di bidang supply-value chain energi baru dan terbarukan bernama comestoarra.com.
Ditambahkan Head of Corporate Communications Division PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Stefanus Indrayana, peran aktif Indofood terhadap pelestarian lingkungan terangkum dalam program Corporate Social Responsibility, Protecting The Environment.
"Indofood senantias mendukung berbagai upaya terkait menjaga kelestarian lingkungan, khususnya upaya pengelolaan sampah. Apalagi, jika upaya yang dilakukan mengusung pendekatan ESR atau Extended Stakeholder Responsibility. Pendekatan ini memungkinkan semua pihak bergotong royong sesuai kapasitas dan kompetensinya masing-masing, sehingga menghasilkan dampak yang lebih signifikan," tegas Stefanus.
TOSS-GCB ini adalah salah satu inisiatif untuk menjaga kebersihan dan kelestarian Sungai Ciliwung yang memiliki fungsi penting bagi Jakarta. Untuk itu, Stefanus berharap, dengan semakin banyaknya TOSS di sepanjang Sungai Ciliwung, masyarakat dapat lebih teredukasi untuk menjaga kebersihan sungai.
Istimewanya, TOSS-GCB adalah konsep pengolahan sampah (rumah tangga dan biomassa) berbasis komunitas atau masyarakat yang digagas oleh Supriadi Legino dengan menggunakan teknologi peuyeumisasi (Biodrying), yang merupakan hasil karya inovasi Sonny Djatnika Sundadjaja.
Peni dan Supriadi berharap agar program TOSS-GCB mampu direplikasi oleh seluruh komunitas di sepanjang aliran Sungai Ciliwung dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, serta Badan Usaha.