Menyiapkan Ritel Tradisional Hadapi New Normal Melalui Gerakan Toko BERSAMA

Usaha Mikro Kecil Menengah (UKMK), khususnya ritel tradisional seperti warung dan toko kelontong, menjadi salah satu segmen yang terdampak krisis Covid-19. Fakta inilah yang mendorong berbagai elemen berkolaborasi membuat sebuah gerakan yang dapat membantu UMKM.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop dan UKM) Republik Indonesia berkolaborasi dengan UKM Center Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UKM Center FEB-UI), Coca-Cola (PT Coca-Cola Indonesia dan Coca-Cola Amatil Indonesia), dan QASA menggelar inisiatif “Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)”.

Gerakan yang resmi diluncurkan pada hari ini (29/6) merupakan upaya membantu toko dan warung tradisional agar dapat bertahan di saat krisis dan terus berkembang di masa New Normal. Ke depan, Gerakan Toko BERSAMA akan menjadi konsorsium sosial dari perusahaan-perusahaan swasta yang dikelola secara independen yang saat ini sedang diupayakan bersama QASA.

Diluncurkannya gerakan ini berangkat dari fakta yang dihimpun dari Call Center Kemenkop UKM bahwa terdapat 236.980 UMKM terdampak selama pandemi. Permasalahan utama yang dihadapi adalah penjualan atau permintaan menurun, permodalan dan distribusi terhambat, dan sulitnya bahan baku, dimana pedagang eceran merupakan sektor terdampak terbesar kedua sebesar 25,33%.

Dituturkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, “Kami memberikan apresiasi kepada Coca-Cola, UKM Center FEB UI, dan QASA atas inisiasi “Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju)” sebagai salah satu solusi untuk bertahan di saat krisis dan meningkatkan penghasilan serta kapasitas usaha dari pemilik toko atau warung tradisional untuk bersiap memasuki kenormalan baru (new normal) diawali dengan menerapkan SOP yang bersih, sehat, dan aman.”

Ditambahkan Managing Director QASA Joko Wiyono, “Kami melihat perlunya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan inisiatif ini menjadi lebih besar sehingga dapat memberikan dampak positif bagi pemberdayaan toko dan warung kelontong yang merupakan salah satu sektor pendukung perekonomian nasional. Bersama dengan mitra kolaborasi, kami akan membentuk peta jalan untuk pengembangan konsorsium sosial gerakan ini, yang pada tahap awal akan menjangkau lebih dari 500.000 toko tradisional di Indonesia."

Coca-Cola sebagai bagian dari konsorsium sosial dari ‘Gerakan Toko BERSAMA’, dikatakan Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Indonesia Triyono Prijosoesilo, ingin turut berkontribusi dalam membantu pelaku usaha ritel tradisional yang merasakan dampak krisis Covid-19. "Kami akan memanfaatkan jaringan QASA, Coca-Cola, dan Kemenkop untuk menjalankan gerakan ini. Sebagai tahap awal, kami akan lakukan di kota-kota besar terlebih dahulu," ucapnya.

Sementara itu, menurut Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability Coca-Cola Amatil Indonesia sebagai produsen dan distributor resmi produk-produk bermerek dagang Coca-Cola di Indonesia, gerakan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan dukungan Coca-Cola Amatil Indonesia kepada pemerintah dan mitra usaha agar dapat terus menggerakkan roda perekonomian, khususnya pada sektor mikro yang sangat terdampak oleh Covid-19.

"Sebelumnya, Coca-Cola Amatil Indonesia juga sudah melakukan pemberdayaan kepada entrepreneur perempuan yang membuka warung dan toko, dengan melakukan pelatihan terkait bagaimana mengelola warung, mengatur finansial, mengatur produk dan penyimpanan. Kami juga melakukan pelatihan kewirausahaan untuk segmen marginal agar menjadi pengusaha mikro," terang Lucia.

Diuraikan Joko, sebagai langkah awal, “Gerakan Toko BERSAMA” akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pemilik toko mengenai standard operasional toko yang bersih, sehat dan aman dalam rangka persiapan kehidupan normal baru (new normal) melalui distribusi e-book, video yang bisa disebarkan secara gratis dan diakses di laman www.gerakantokobersama.com, dan melalui mobile Apps serta platform media sosial.

"Ke depan, kami berharap akan banyak perusahaan lain yang mengikuti jejak Coca-Cola untuk memperkuat konsorsium sosial ini. Dengan demikian, akan banyak UMKM yang akan terbantu dari Gerakan Toko BERSAMA ini," pungkas Joko.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)