MENGUKUR CSR DENGAN AKURAT: TANTANGAN DAN SOLUSI TERKINI

Apakah inisiatif CSR Anda nyata atau sekadar retorika? Pengukuran berbasis data adalah kunci untuk membuktikan komitmen keberlanjutan sekaligus menciptakan dampak nyata bagi masyarakat, lingkungan, dan bisnis Anda.

.

.

Pada tahun 2020, artikel bertajuk "Measurement of Corporate Social Responsibility: A Review of Corporate Sustainability Indexes, Rankings and Ratings" yang ditulis oleh Diez-Cañamero, B., Bishara, T., Jose Ramon Otegi-Olaso, Minguez, R., dan Fernández, J. M., diterbitkan di jurnal Sustainability (vol. 12, no. 5, hal. 2153).

Artikel ini mengulas beragam indeks, peringkat, dan penilaian yang digunakan untuk mengukur Corporate Social Responsibility (CSR) dengan fokus pada sistem keberlanjutan perusahaan atau Corporate Sustainability Systems (CSS).

Artikel tersebut menggarisbawahi bagaimana CSR diukur dalam dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui berbagai metodologi yang dikembangkan oleh lembaga-lembaga penilai keberlanjutan.

CSR didefinisikan sebagai tanggung jawab perusahaan terhadap dampak sosial, ekonomi, dan lingkungannya, yang mencakup pendekatan holistik untuk memastikan operasi perusahaan selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Perkembangan teori CSR, yang dipengaruhi oleh Stakeholder Theory dari Freeman (1984) dan konsep Triple Bottom Line dari Elkington, menempatkan CSR sebagai strategi integral untuk menciptakan nilai bersama (shared value) antara perusahaan dan para pemangku kepentingan.

Namun, Diez-Cañamero et al. mencatat sejumlah tantangan dalam pengukuran CSR. Salah satu tantangan utamanya adalah heterogenitas metodologi yang digunakan oleh berbagai sistem indeks, peringkat, dan penilaian CSR.

Hal ini mengakibatkan perbedaan hasil evaluasi CSR antar-sistem, yang membatasi komparabilitas dan dapat membingungkan para pemangku kepentingan dalam memilih alat yang paling relevan untuk mengukur keberlanjutan perusahaan.

Artikel ini menyoroti bahwa sebagian besar CSS cenderung memiliki bias ekonomi karena fokus pada kepentingan pemegang saham dan investor. Meskipun demikian, pendekatan multi-stakeholder yang mengintegrasikan pandangan dari berbagai pihak termasuk konsumen, karyawan, pemerintah, dan komunitas tetap menjadi elemen penting dalam pengembangan alat pengukuran CSR. Selain itu, transparansi dan akuntabilitas menjadi prinsip dasar dalam evaluasi CSR untuk memastikan kepercayaan dari semua pemangku kepentingan.

Dalam konteks ini, artikel tersebut menawarkan analisis deskriptif-komparatif terhadap CSS yang paling signifikan di dunia dengan menggunakan kriteria yang memungkinkan pendekatan multi-stakeholder. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun tipologi sistem CSS berdasarkan karakteristiknya serta memberikan wawasan baru mengenai keandalan CSS sebagai alat untuk mengevaluasi keberlanjutan perusahaan. Dengan demikian, artikel ini memberikan kontribusi penting dalam memperjelas lanskap CSS dan mendukung praktik CSR yang lebih transparan dan inklusif.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)