Dalam poaparannya di depan peserta Semintar tentang Trend Strategi Komunikasi 2025, 18 Desember 2024, Soni Sukada – Senior Advisor Social Investment Indonesia -- menyoroti pentingnya pengukuran dampak keberlanjutan sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi bisnis yang bertanggung jawab.
Dalam dunia bisnis yang semakin terhubung dengan isu keberlanjutan, katanya, pengukuran yang sistematis dan berbasis data menjadi kunci untuk menunjukkan komitmen perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan. Sukada menekankan bahwa keberlanjutan tidak cukup hanya menjadi retorika atau alat komunikasi, tetapi harus diintegrasikan secara mendalam dalam DNA perusahaan.
Pengukuran keberlanjutan yang baik membutuhkan penggunaan kerangka kerja standar yang telah diakui secara internasional, seperti Life Cycle Assessment (LCA) untuk dampak lingkungan dan Social Return on Investment (SROI) untuk dampak sosial. Selain itu, pendekatan Triple Bottom Line yang mencakup dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan menjadi prinsip utama dalam evaluasi keberlanjutan perusahaan.
Untuk memastikan keakuratan pengukuran, baseline harus ditentukan sebagai titik awal, dan target yang spesifik serta terukur harus ditetapkan. Proses ini sebaiknya divalidasi oleh pihak ketiga independen guna meningkatkan kredibilitas hasil pengukuran.
Di Indonesia, pengukuran keberlanjutan telah menjadi perhatian beberapa perusahaan besar, terutama yang memiliki eksposur internasional. Namun, banyak perusahaan lain masih terbatas pada memenuhi persyaratan regulasi tanpa inisiatif lebih lanjut untuk mengelola dampak keberlanjutan secara strategis.
Masalah seperti klaim keberlanjutan tanpa data yang memadai dan program CSR yang hanya berfokus pada donasi masih sering terjadi. Hal ini menciptakan kesan bahwa keberlanjutan belum menjadi prioritas yang sesungguhnya di banyak organisasi.
Sukada juga menyoroti risiko greenwashing, di mana perusahaan membesar-besarkan dampak positif atau mengabaikan dampak negatif dari aktivitasnya. Ini tidak hanya merusak kepercayaan pemangku kepentingan tetapi juga menghambat perkembangan keberlanjutan yang autentik.
Oleh karena itu, Sukada merekomendasikan peningkatan kapasitas perusahaan dalam pengukuran dampak, penguatan regulasi terkait keberlanjutan, dan edukasi tentang pentingnya pendekatan berbasis data.
Sukada juga menggarisbawahi bahwa keberlanjutan harus menjadi bagian dari strategi bisnis yang lebih luas, bukan hanya alat komunikasi. Dengan mengukur dampak keberlanjutan secara transparan dan konsisten, perusahaan dapat membangun kepercayaan pemangku kepentingan sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dan lingkungan.
Pendekatan ini bukan hanya meningkatkan reputasi perusahaan, tetapi juga memastikan keberlanjutan menjadi elemen inti yang mendukung kesuksesan jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Diez-Cañamero, B., Bishara, T., Otegi-Olaso, J. R., Minguez, R., & Fernández, J. M. (2020). Measurement of corporate social responsibility: A review of corporate sustainability indexes, rankings and ratings. Sustainability, 12(5), 2153. https://doi.org/10.3390/su12052153