MIX.co.id - Samsung melalui program pendidikan Samsung Tech Institute (STI) menggelar training of trainers (ToT) untuk guru-guru SMK yang berada di bawah binaan STI, di BBPPMPV BOE Malang, Jawa Timur.
Program hasil kolaborasi dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Malang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini melibatkan 114 guru dari 76 SMK di berbagai daerah di Indonesia.
Objektif dari program ToT kali ini adalah untuk menyelaraskan program STI dengan kurikulum Merdeka dari Kemendikbudristek, hingga pada akhirnya untuk meningkatkan kompetensi guru. Harapannya, SMK yang akan mengembangkan konsentrasi Hand Held Product (HHP), Digital Appliance (DA), maupun Audio Video (AV) akan mampu menghasilkan lulusan yang siap diserap industri maupun berwirausaha.
Dituturkan Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia, program ToT ini adalah bagian dari upaya penyelarasan kurikulum dan implementasi dari program link and match antara pendidikan dan dunia usaha.
"Kami mengapresiasi support yang luar biasa dari Kemendikbudristek melalui BBPPMPV BOE sejak diadakannya kegiatan ini pertama kalinya pada 2020. Kami berharap melalui program ini, kompetensi guru-guru SMK semakin meningkat, khususnya dalam hal keselarasan kurikulum dengan kebutuhan industri dan penguatan soft skills. Dengan demikian, pendidikan vokasi seperti SMK betul-betul bisa mencetak lulusan yang siap kerja atau siap berwirausaha,” urai Ennita.
Dukungan penuh terhadap kegiatan ToT ini diberikan oleh BBPPMPV BOE karena lembaga ini mempunyai tugas pokok antara lain melaksanakan pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi sesuai dengan bidangnya. Selain menyusun program pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi dan pelaksanaannya, BBPPMPV BOE juga memfasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi PTK pada pendidikan vokasi dan melaksanakan kerja sama di bidang pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi.
Dr. I Gusti Made Ardana, Kepala BBPPMPV BOE, menyambut positif pelaksanaan kegiatan ToT dengan fokus para guru STI. “Jika merujuk pada data yang ada, masih banyak guru di Indonesia yang memiliki kemampuan terbatas dalam menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Oleh karena itu, yang kita lakukan ini sudah sesuai dengan upaya untuk meningkatkan literasi teknologi guru-guru kita."
Selain itu, menurutnya, kegiatan itu juga sudah mengacu pada tiga dari enam strategi implementasi kurikulum Merdeka melalui komunitas belajar, berbagi praktik baik, dan bekerja sama dengan mitra pembangunan. Implementasi kurikulum Merdeka di jenjang SMK akan memperluat link and match antara pendidikan dan industri. Sebab, kurikulum ini memiliki struktur yang lebih sederhana dan mendalam, lebih relevan dan interaktif, serta fleksibel untuk mengikuti perkembangan teknologi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk menyiapkan siswa SMK menghadapi perubahan yang cepat di industri.
Para peserta ToT pun mengakui banyak manfaat yang didapatkan dari pelatihan tersebut. Sigit Yuwono, guru mata pelajaran teknik audio video di SMK Muhammadiyah 3 Weleri, Kendal, Jawa Tengah, mengatakan terkesan dengan materi soft skills. “Ini sangat bermanfaat bagi anak-anak didik saya, terutama tentang bagaimana bersikap terhadap orang lain. Nanti ketika mereka bekerja akan sangat bermanfaat saat mereka berhadapan dengan customer dan sebagainya," ucapnya.
ToT yang digelar STI tahun ini merupakan upaya penyelarasan program STI dengan kurikulum Merdeka. Penyelarasan kurikulum ini dipadukan dengan materi dari Samsung seperti pengenalan produk-produk terbaru smartphone, audio visual seperti TV dan perangkat audio, serta pengenalan digital appliance seperti mesin cuci, kulkas, dan penyejuk udara. Para peserta juga mendapatkan materi mengenai penguatan soft skills.
Samsung Tech Institute sejak awal merupakan program pendidikan dari Samsung yang menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan industri. Program STI memberikan kesempatan bagi para siswa untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri, serta mampu memperbesar peluang kerja ketika mereka lulus. Inisiatif ini sekaligus mendukung program link and match yang digaungkan oleh pemerintah sejak tahun 2017.