Best of the Best Creating Shared Value
Indonesia's Best Corporate Sustainability Initiatives 2019
Pertengahan Juli lalu, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhamadiyah Imogiri, Bantul meresmikan berdirinya Samsung Tech Institute (STI) di sekolah setempat. Peresmian tersebut diharapkan dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan yang disesuaikan dengan perkembangan dunia usaha dan industri.
STI adalah program pemberian pelatihan dasar elektronika yang bertujuan untuk memperkaya kurikulum di SMK, demi menciptakan lulusan yang semakin berkualitas dan dapat diserap langsung oleh industri. STI didirikan pada 2011 dan beroperasi secara resmi pada 2013. Saat baru didirikan, program ini berjalan memalui kerjasana dengan mitra LSM Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dengan mengimplementasikan Rumah Belajar Samsung / RBS (Samsung House of Learning).
Pada periode 2013-2015, RBS diluncurkan di Cikarang (Jawa Barat) yang berlokasi dekat dengan pabrik Samsung. RBS terdiri dari empat kurikulum yang terdiri dari kelas Peralatan Rumah Tangga (HA), Audio Video (AV) dan Produk Genggam (HHP). Program ini selaras dan mendukung upaya pemerintah dalam merealisasikan Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK serta program Kemenperin "Pendidikan Vokasi Industri” dalam rangka meningkatkan kualitas para lulusan SMK sehingga memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk langsung terjun ke dunia kerja.
Head of Corporate Citizenship PT Samsung Elektronics Indonesia Ennita Pramono mengatakan perkembangan yang sangat cepat dalam dunia industri membuat kebutuhan tenaga kerja dengan skill dan keahlian yang mumpuni sangat penting. Maka itu, lulusan SMK yang dibutuhkan bukan hanya yang memahami teori namun yang siap terjun di lapangan. "Program ini memberikan pelatihan perbaikan alat-alat elektronika dan telah kami sesuaikan dengan standar keterampilan dasar yang sesuai dengan kebutuhan industri," ujarnya.
Hingga saat ini, jelas Ennita, Samsung telah mempunyai 66 rekan kerjasama yang menghadirkan STI di tiap sekolah. Samsung menargetkan akan terdapat 100 SMK yang akan dijangkau hingga akhir 2019.
Pada program Samsung Tech institute ini Samsung menyediakan kurikulum pelatihan perbaikan telepon selular yang sejajar dengan keterampilan dasar yang ditetapkan oleh Samsung Service Center. Untuk para guru, Samsung memberikan program pelatihan dalam Training Of Trainers dan pelatihan IT yang dilakukan secara berkala, setidaknya dua kali dalam setahun di kantor pusat Samsung Jakarta. Tujuannya agar para guru dapat mengoptimalkan teknologi untuk proses belajar yang lebih efektif.
Samsung juga memfasilitasi siswa untuk pelaksanaan Prakerin (Praktek Kerja Industri) di Samsung Service Center maupun afiliasinya, serta memfasilitasi dan memprioritaskan lulusan-lulusan Samsung Tech Institute untuk mengikuti proses rekrutmen di Samsung Service Center maupun afiliasinya yang disesuaikan dengan masing-masing lokasi juga di Pabrik Samsung sesuai dengan kebutuhan dan kriteria dunia industri.
Kurikulum di sekolah kejuruan sering dianggap kurang sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam bisnis dan industri. Dalam revitalisasi yang sedang berlangsung, satu dari tiga kurikulum di sekolah kejuruan akan dirancang agar lebih fleksibel. Ini berarti bahwa kurikulum harus beradaptasi memenuhi kebutuhan industri.
Oleh karena itu Samsung melalui Program Samsung Tech Institute tidak hanya menyediakan fasilitas yang lengkap, tetapi juga menyediakan kurikulum sesuai dengan kebutuhan industri yang dapat langsung diterapkan dan memperkaya proses belajar siswa. Untuk fase pertama, program ini masih berfokus pada sekolah kejuruan di wilayah Jawa dan akan diperluas ke provinsi dan wilayah lain di seluruh Indonesia.
Dengan kolaborasi Samsung Electronics Indonesia dan Samsung R&D Indonesia (SRIN), Samsung akan menghadirkan platform pemrosesan data yang memungkinkan lulusan SMK untuk terlibat dan mendapatkan penghasilan. Program ini akan dimulai pada tahun ini melalui lokakarya kesiapan kerja dan lokakarya teknis siswa kelas XII (atau lulusan SMK) untuk mengoperasikan platform pemrosesan data. Para lulusan akan mengambil posisi sebagai kontributor data.
Kontributor akan mendapatkan kompensasi dan manfaat sebanyak data yang mereka kontribusikan. Sekolah kejuruan memiliki akses untuk mengirim siswa mereka untuk Prakerin (magang) dan diprioritaskan untuk direkrut oleh Samsung Service Center dan afiliasinya serta Pabrik Samsung. Hingga 2018, tercatat ada lebih dari 2.000 siswa telah berhasil memulai karir mereka tidak hanya di Samsung Service Center dan afiliasinya dan Samsung Factory tetapi juga di industri terkait. Banyak dari mereka juga menjadi pengusaha dengan memulai bengkel AC mereka sendiri, toko ponsel dan layanan mini lainnya. (Bintari)