Pedesaan merupakan wilayah yang banyak mengalami kesulitan akses terhadap air bersih. Selain itu, ketersediaan dana juga menjadi tantangan dalam mewujudkan 100% akses air bersih layak ini. Kebutuhan pendanaan tahun 2015-2019 untuk mencapai akses universal air minum misalnya, mencapai sekitar Rp 253,8 triliun.
Guna menjawab kebutuhan pendanaan sebesar itu, Danone Aqua memutuskan untuk berpartisipasi pada program "Water Credit" yang telah digelar Water.org pada tahun 2014. Water Credit merupakan solusi sekaligus peluang bagi lembaga keuangan mikro untuk mengembangkan dan meluncurkan produk keuangan untuk air dan sanitasi.
Dengan Water Credit, program akses air bersih dan sanitasi dapat menjangkau dan memberdayakan lebih banyak orang. Skema kredit mikro dapat lebih menjamin keberlanjutan program akses air bersih dan sanitasi dibandingkan bantuan langsung yang dapat terputus apabila donasinya dihentikan, jelas Rachmad Hidayad, Country Manager Water.org.
Sejak dimulainya program pada 2014, dikatakan Rachmad, sebanyak 22 lembaga keuangan mikro dengan dukungan dari Water.org telah memberikan manfaat kepada 476.000 jiwa dalam mengakses air dan sanitasi. Selain itu, Water.org juga mengembangkan program turunan dari Water Credit, yaitu CBO (Community Based Organization) yang merupakan skema pembiayaan untuk Kelompok SPAMS (Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi) Pedesaan dan Program Water Connect (bekerja sama dengan PDAM).
Lantas bagaimana partisipasi dan peran Danone Aqua pada program Water Credit? Dijawab Okta Fitrianos, Sustainable Development Manager Danone Aqua, "Sejak akhir tahun 2016 hingga tiga tahun ke depan, Danone Aqua menandatangani kontrak kerja sama dengan Water.org. Danone Aqua berperan membangun capacity building untuk penyediaan akses air bersih."
Capacity building yang dimaksud adalah Danone Aqua membentuk tim khusus yang akan mereplika program Water Credit yang sudah diselenggarakan Water.org. Bersama Water.org sebagai mitra, tim Danone Aqua akan memberikan pendampingan kepada Kelompok Pengelola Sistem Peyediaan Air Minum dan Sanitasi (KP-SPAMS) yang ada di sejumlah pedesaan.
"KP-SPAMS tersebut akan mendapatkan pendampingan dari Water.org dan tim Danone Aqua untuk mendapatkan pembiayaan dalam membangun air bersih di desanya. Kami juga akan menjembatani KP-SPAMS kepada pihak perbankan yang akan memberikan kredit dengan bunga yang lunak," papar Rachmad.
Tak hanya itu, tim Danone Aqua dan Water.org juga memberikan dukungan dan pendampingan kepada KP-SPAMS dalam menggelar pemasaran maupun komunikasi terkait akses air bersih yang sudah mereka ciptakan. "Sebab, nantinya akses air bersih tersebut dapat dibeli masyarakat untuk kemudian, dananya akan digubakan untuk membayar cicilan ke bank," lanjut Rachmad.
Sementara itu, selama program pedampingan hingga pemasaran, dananya berasal dari Danone Aqua. "Dana ini kami peroleh dari program Cause Related Marketing Danone Aqua bertajuk '1 untuk 10'. Program ini adalah dengan membeli 1 botol Aqua berlabel khusus berarti ikut menyumbangkan akses air bersih sebanyak 10 liter. Selama tiga bulan terkahir di tahun 2016, program tersebut dikonversikan menjadi akses air bersih yang dapat dinikmati oleh 39 ribu jiwa," jelas Okta.
KP-SPAMS Jolotundo, Desa Juwangi di kecamatan Juwangi adalah salah satu yang mendapatkan pedampingan dan dukungan di program Water Credit dari Water.org dan Danone-AQUA. Desa yang terletak di sebelah utara Kabupaten Boyolali ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Grobogan, dan berjarak sekitar 2 jam perjalanan dari pusat kota Boyolali. Sebelumnya, untuk mendapatkan air bersih, masyarakat desa Juwangi mengambil dari mata air Jolotundo dengan menggunakan ember.
Melalui program Water Credit, pada Desember 2017, KP-SPAMS Jolotundo mendapatkan pembiayaan dari Bank Boyolali sebesar Rp 50 juta yang digunakan untuk membuat jaringan pipa distribusi kepada SR baru. Jangka waktu pinjaman adalah 36 bulan dengan besar angsuran Rp 1.864.000 per bulan. Hingga Oktober 2018, KPSPAMS Jolotundo memberikan pelayanan kepada 50 SR baru dan melayani total 481 SR.