Tiga kali mengikuti ajang Asia Pacific Media Forum (APMF), pada APMF kali ini Chief Enabling Officer Right Hand Uki Utama mengaku menyimpulkan bahwa apa yang telah "diteriakkan" para praktisi marketing, advertising, dan media di APMF 2014 lalu, telah terjadi. "Media tradisional dan digital tidak boleh terpisah. Keduanya harus saling terintegrasi," ungkap Uki.
Ia menambahkan, ada tiga tren baru yang tengah terjadi di dunia marketing komunikasi saat ini. Pertama, tren broadcasting menjadi one casting. Menurut Uki, tren one casting membuat satu pesan besar harus ter-deliver ke aneka segmen. Misalnya, segmen si rumah, si pendiam, si alay level sembilan, dan sebagainya. Dengan pesan besar itu, dibutuhkan cara ngomong yang berbeda ke semua segmen itu. Untuk itu, butuh teknologi baru via digital platform untuk bisa ngomong ke semua segmen itu.
Kedua, tren strategi 360 derajat menjadi strategi Digital, Mobile, dan Social Activation (DMSA). Contoh, komunitas Bir Bintang di facebook yang jumlahnya sangat besar. "Di sana, engagement para fans facebook Bir Bintang terjadi. Tapi, karena ini Indonesia, maka kopi darat masih perlu dilakukan lewat social activation. Artinya, interaksi tidak bisa dibangun hanya di online, tapi juga di offline," lanjut Uki mencontohkan.
Ketiga adalah tren big data. Menurut Uki, kampanye yang berhasil adalah kampanye yang bisa mem-profile konsumennya. "Lewat teknologi mobile, maka profile konsumen dapat diperoleh," tambahnya. Oleh karena itu, masih menurut Uki, kalau media televisi tidak berubah, maka ke depan iklan televisi akan tergerus. Contohnya, empat bulan lalu, di Amerika, media digital sudah mampu menggantikan televisi.
"Dua-tiga tahun ke depan, di Indonesia akan terjadi hal seperti itu," Uki memprediksi.
Ke depan, Uki juga memprediksi bahwa video advertising melalui youtube dan smartphone, akan menjadi besar di Indonesia. Sebab, video advertising itu secara kustom akan bisa langsung masuk ke smartphone segmented target.