PT General Motor (GM) Indonesia akan mulai memproduksi MPV Sub-Compact Chevrolet Spin di pabrik terbarunya di kawasan Bekasi. Pabrik dengan kapasitas produksi 40 ribu unit per tahun itu, rencananya akan mulai beroperasi pada April 2013 mendatang.
Menurut Presiden General Motors Southeast Asia Operations Martin Apfel, pabrik yang berlokasi di Bekasi merupakan fasilitas penting demi memenuhi kebutuhan konsumen akan segmen multi purpose vehicle (MPV) di Indonesia dan juga negara tetangga.
Pabrik perakitan untuk Chevrolet Spin yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, akan mulai beroperasi April 2013 mendatang dengan kapasitas produksi 40 ribu unit per tahun.
"Chevrolet Spin akan menjadi satu-satunya MPV yang akan diproduksi dan dijual di Indonesia. Selain itu, 20 persen dari produksi kendaraan tersebut juga akan diekspor ke negara-negara di Asia Tenggara, seperti Thailand dan Filipina," cetus Martin, dalam siaran pers yang diterima Mix, kemarin (20/2).
Ia menjelaskan, proses operasional pabrik akan diawali dengan satu production shift dan akan ditambahkan menjadi dua shift pada pertengahan 2013. GM juga akan memprioritaskan pelatihan untuk seluruh karyawan pabrik, dimana setiap karyawan akan menjalankan 200 jam pelatihan.
"Beberapa karyawan telah menjalankan pelatihan di pabrik GM di Korea, Cina, Thailand dan Brazil. Selain itu, penggunaan peralatan berteknologi tinggi juga digunakan untuk menstimulasi kegiatan perakitan pada saat pelatihan," imbuhnya.
Senada dengan hal itu, Presiden Direktur General Motors Indonesia Marcos Purty juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah fokus pada pelatihan-pelatihan yang akan membantu para karyawan untuk merakit kendaraan dengan kualitas terbaik. "GM Indonesia berkomitmen untuk menghasilkan pengalaman yang positif kepada para konsumen kami di Indonesia dan di Asia Tenggara," tuturnya.
Sebagai informasi, pabrik perakitan untuk Chevrolet Spin ini dibangun di area seluas 58 ribu meter persegi. Dan hingga saat ini telah mempekerjakan lebih dari 550 karyawan, dimana 95 persen berasal dari tenaga ahli lokal.
