Bersinergi dengan BNI, Djarum Foundation mengajak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah kudus, Jawa Tengah, untuk peduli kuliner nusantara. Di antaranya, mengajak SMK di area Kudus untuk melestarikan kuliner nusantara. SMK Negeri 1 Kudus sendiri adalah Sekolah Menengah Kejuruan pertama di Indonesia yang mewajibkan anak didiknya untuk sanggup memasak 30 ikon kuliner tradisional Indonesia.
Djarum Foundation bersinergi dengan BNI untuk melestarikan kuliner nusantara
Hal itu sejalan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang pada tahun 2013 lalu menetapkan 30 makanan dan minuman yang paling mewakili aset kuliner terbaik Indonesia sebagai Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI). Penetapan itu didasarkan pada kemudahan memperoleh bahan dan bumbu, serta kuliner yang paling banyak digemari oleh masyarakat.
Sebagai inisiatornya, Djarum Foundation bekerja sama dengan Bank Negara Indonesia, menjadikan SMK Negeri 1 Kudus sebagai Sekolah Kuliner Dapur Nusantara BNI, atau dikenal dengan istilah “Kudapan BNI”. Primadi H. Serad, Program Director Djarum Foundation, dalam siaran pers-nya mengatakan, “Di samping untuk membawa 30 ikon kuliner tradisional Indonesia ke kancah dunia, tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Kudus serta membuka kesempatan berkarir yang lebih luas di sektor ekonomi kreatif dalam lingkup domestik maupun internasional."
Pada ajang "Pekan Wisata Kuliner Tradisional Nusantara" yang digelar pada Jumat-Minggu, 12-14 Desember 2014 di Plasa Barat Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sekolah Kuliner Dapur Nusantara SMK Negeri 1 Kudus—sebagai SMK binaan Djarum—pun ambil bagian. Menteri Pariwisata Arief Yahya usai membuka acara “Pekan Wisata Kuliner Tradisional Nusantara” berkesempatan meninjau stand Sekolah Kudapan BNI SMK Negeri 1 Kudus. Tak hanya meninjau, Menteri Arief Yahya juga ikut berbaur dengan para siswa, bahkan ikut memasak.
Diungkapkan Arief, “Agar bisa bersaing di dunia internasional, IKTI harus memiliki lokomotif atau badan yang bisa menarik kuliner Indonesia untuk melaju ke depan, seperti Djarum Foundation dan bapak William Wongso beserta timnya. Selanjutnya, target pemerintah berikutnya melalui kementerian adalah membuka setidaknya 10 restoran Indonesia di luar negeri.”
Menurut Arief, saat ini target jumlah sertifikasi hotel dan restoran adalah 375.000. Namun, yang memiliki sertifikasi baru 125.000 atau baru sepertiga dari yang dibutuhkan. Padahal, Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah di ambang pintu. “Pemerintah hanya bisa membantu pembiayaan pendidikan 20% dari target tersebut. 80% persen sisanya, saya mohon bantuan agar anak-anak Indonesia memiliki sertifikasi di bidang kuliner agar bisa bersaing di kompetisi yang semakin ketat," tambahnya.