Menurut hasil riset Colliers International, Cina dan India diprediksikan akan menjadi pemimpin di pasar retail real estate pada tahun 2015 ini. Sementara kondisi pasar real estate di Indonesia diperkirakan akan stabil, mengikuti kondisi politik juga yang semakin membaik. Rata-rata pasar Asia akan menunjukkan pertumbuhan konsumsi yang solid.
Dikatakan Simon Lo, Executive Director of Research and Advisory Services, Asia, ada beberapa faktor yang mendorong hal demikian, misalnya meningkatnya daya beli kaum muda, pertumbuhan yang signifikan kelas ekonomi menengah, dan arus urbanisasi yang cepat. “Faktor tersebut merupakan hal yang positif dan saya pikir akan terus berlanjut hingga minimal 5 tahun ke depan,” ungkapnya dalam rilis yang diterima MIX Marcomm pada hari ini, Selasa (6/1)
Di Cina, angka pertumbuhan industri retail tercatat meningkat menjadi 10 – 12% per tahun sehingga menjadikan negera tersebut memiliki rate tercepat seantero Asia. Hal ini dinilai Simon mendorong demand untuk berkembangnya pasar retail real estate. Di sisi lain, pemerintah Cina juga tengah mendorong perkembangan sektor e-commerce dengan tujuan untuk mengubah Cina – dari negara yang kondisi ekonominya bergantung pada faktor ekspor menjadi negara yang kuat karena budaya konsumsi domestik.
“Melonjaknya sektor e-commerce mendorong pemain retail internasional untuk mencoba memasuki sektor tersebut,” ujar Helen Mak, Senior Director, Retail Services of Colliers Hong Kong. Mak mencontohkan retail yang sudah menjalaninya, seperti Topshop yang terlebih dahulu membuka online store sebelum membuka outlet dan Zara yang semakin menggiatkan online store-nya. Kendati nantinya pertumbuhan ekonomi Cina akan melambat, investor semestinya melihat hal tersebut sebagai tantangan, bukan hambatan.
Meningkatnya sektor e-commerce juga terjadi di India, dengan penetrasi market dikuasai oleh barang elektronik, pakaian, dan sebagian besar produk FMCG. Selain pasar India sudah menuju ke arah online, hasil riset menunjukkan bahwa konsumen India kini menjadi brand-conscious. Ini merupakan peluang emas bagi retail domestik dan internasional untuk melebarkan sayap ke pasar India. Sayangnya, kendala di negara India adalah supply. Data menunjukkan bahwa hanya 10% retail real estate di India yang memenuhi standar internasional.