Merek yang menjadi pemimpin atau berusaha menjadi pemimpin pasar biasanya paling diuntungkan bila pasar masih meningkat. Bila orang Indonesia suka makan fast food maka pemain industri fast food yang diuntungkan. Secara umum, untuk meningkatkan pasarnya, strateginya adalah dengan memperluas pasar.
Tahun depan, pemilik gerai Kentucky Fried Chicken (KFC), PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) membidik penjualan sebesar Rp 4,8 triliun - Rp 4,93 triliun. Angka tersebut meningkat dibandingkan proyeksi penjualan tahun ini sebesar Rp4,36 triliun.
"Kami perkirakan pertumbuhan penjualan pada tahun 2015 minimal 10% dan maksimal sebesar 13%," kata General Manager Business Development Fast Food Gandhi Lie di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (23/11/2014).
Untuk mencapai target penjualan tersebut, PT Fast Food Indonesia, akan melakukan ekspansi pasar dari Sabang sampai Merauke, terutama kawasan Indonesia Timur. “Kami menyiapkan investasi Rp 240 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk membuka 65 cabang baru di Indonesia,” kata Gandhi. "Sekitar 40-45 sebagian besar bertipe free standing dan 20 KFC BOX (scaled-down model)."
Penambahan KFC BOX merupakan strategi KFC dalam sebagai respon atas melemahnya rupiah terhadap dolar. KFC Box berukuran lebih kecil ketimbang gerai KFC reguler. Ukuran yang lebih kecil itu otomatis menuntut biaya investasi yang lebih mini dari gerai pada umumnya.
Justinus D. Juwono, Direktur Fast Food Indonesia mengatakan biaya investasi gerai KFC Box hanya 40% dari biaya investasi gerai KFC yang sebesar Rp 4 miliar. Itu berarti biaya investasi gerai KFC Box sekitar Rp 1,6 miliar.
Selain faktor biaya investasi yang lebih murah, Fast Food punya pertimbangan lain membuka KFC Box. "Investasi yang kecil ini membuat pergerakan penambahan gerai bisa lebih ekspansif sehingga cakupan kami akan semakin jauh dan besar di pasar makanan cepat saji Indonesia," kata Justinus.
Menurut Gandhi, dana investasi tersebut berasal dari kas internal perusahaan. Sebagian lainnya berasal dari kerja sama dengan pihak lain. Karena itu, selain pengembangan restoran, ekspansi tersebut juga didukung dengan peningkatan transaksi melalui pemasaran perusahaan. Perseroan juga akan terus berinovasi dengan menambah menu-menu restoran KFC.
Pada tahun ini, PT Fast Food Indonesia telah memegang izin waralaba 476 restoran KFC di seluruh Indonesia. Gandhi mengatakan akan terus menambah jumlah restoran karena pasar sektor bisnis ini masih sangat baik.
Menurut Gandhi, pertumbuhan industri makanan akan melampaui asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diperkirakan mencapai 7 persen. Karena itu, PT Fast Food Indonesia menilai bahwa Indonesia memiliki potensi pasar yang baik.
Per September 2014, perusahaan telah memiliki 476 restoran, yang tersebar di Jabodetabek sebanyak 176 restoran, di Jawa 115 restoran, Bali/NTB/NTT sejumlah 21 restoran, Sumatera 92 restoran, Sulawesi sekitar 36 restoran, Kalimantan 27 restoran, Maluku ada empat restoran, dan Papua enam restoran.