Target audience adalah istilah pemasaran yang umum bagi orang-orang yang ingin dicapai atau dijangkau dengan komunikasi perusahaan, merek atau perorangan. Para praktisi komunikasi pemasaran menggunakannya secara teratur sejak mereka bekerja di komunikasi pemasaran.
Strategi pemasaran yang agresif, baik produk-produk inovatif, berkualitas tinggi, investasi iklan, pendukung pemasaran dan distribusi yang selektif), produk yang terspesialisasi (berbagai produk yang jumlah yang dipasarkan terbatas atau untuk segmen pasar tertentu) dan strategi kepemimpinan harga (diskon) adalah beberapa strategi yang dilakukan pengiklan yang mau tak mau harus fokus, dalam artian membidik pemirsa tertentu (Porter, 1980; dan Slater dan Olson, 2000).
Oleh karena itu, pemasar harus menentukan segmen tertentu yang ditarget, selanjutnya mereka itulah yang menjadi sasarn komunikasi pemasaran merek. Pendekatan strategi pemasaran yang berhasil adalah yang agresif terutama untuk produk-produk inovatif, berkualitas tinggi, pemahaman yang mendalam dengan pelanggan, riset pemasaran deskriptif, distribusi selektif, identifikasi segmen yang akan ditarget dan iklan yang terkonsentrasi (Slater dan Olson, 2001).
Ketika membahas masalah tersebut, istilah target audience masih sering digunakan. Istilah ini merupakan perwujudan dari cara pandang pemasaran dan komunikasi lama. Sementara konsep yang berfokus pada kelompok orang tertentu - melalui daftar segmentasi, misalnya - masih sangat bermanfaat, berpikir fokus seperti ini merupakan sesuatu yang merepotkan karena memunculkan citra konten ke arah sasaran terentu, bukan citra yang And abuat melalui cerita yang secara alami menarik jenis orang tertentu pada merek Anda. Terminologi audience menyajikan masalah yang sama karena menyiratkan orang yang duduk pasif dan diam, termasuk saat merek hadir diantara mereka.
Saat ini, tujuan komunikasi pemasaran suatu merek umumnya adalah keterlibatan dengan orang-orang yang peduli tentang hal-hal yang sama pada organisasi Anda. Sementara beberapa orang masih duduk dan diam-diam mengkonsumsi apa yang Anda hasilkan, tujuan bagi sebagian komunikator adalah untuk menggaet orang untuk ikut meresponse beberapa jenis tindakan yang dilakukan organisasi atau perusahaan. Bahkan jika itu adalah yang sederhana seperti mengangkat tangan dan mengklik “like” di Facebook atau berbagi cerita yang mereka baca di website Anda sambil ngopi bersama teman mereka.
Bagi kebanyakan organisasi nirlaba, terlibat dalam komunitas juga berarti secara aktif merangkul anggota itu tidak hanya konsumen dari konten tapi co-produser konten juga. Komunikasi tidak mengalir dalam satu arah, ireversibel, arah sasaran tidak tunggal lagi, tapi bolak-balik antara nirlaba dan anggota masyarakat.
Sering kali para anggota masyarakat sendiri menjadi juru bicara untuk ide caused-related -yang masih menakutkan banyak pengelola lembaga nirlaba. Tetapi fenomena ini yang pada akhirnya mendorong Anda -- karena potensi untuk mencapai dan terhubung -- dengan lebih banyak orang. Jadi jika Anda tidak mengenli orang-orang di luar sana sebagai penerima akhir komunikasi Anda dengan target audiens. Jadi jika Anda tidak memanggil orang-orang di luar sana di akhir menerima komunikasi Anda target audiens, maka apa yang harus Anda memanggil mereka