Di tengah pertarungan sejumlah agensi multinasional, DSP Media—sebagai media specialist agency lokal, mampu unjuk gigi. Hal itu ditandai dengan sederet prestasi yang dihimpun oleh DSP Media dalam beberapa tahun terakhir. Pada akhir 2014 lalu misalnya, DSP Media menyisihkan berbagai agensi multinasional ternama untuk mendapatkan klien kakap, Bank Mandiri. Melalui kemenangan itu, DSP Media dipercaya membesut strategi media untuk produk Mandiri Prioritas, Consumer Loan (KPR dan KTA), dan kartu kredit.
Sebelumnya, brand-brand di bawah bendera KAO, Sosro, Ultra Jaya, dan Torabika, hingga kini masih mempercayakan media buying-nya kepada DSP Media. Tak mengherankan, jika agensi ini meraih penghargaan “Agency of The Year 2015.“ Keberhasilan ini, menurut Media Director DSP Media Antonius Pribadi, antara lain karena DSP Media menawarkan kreativitas yang custom, sesuai dengan kebutuhan dan obyektif klien. “Kami pun berusaha mengoptimalkan semua medium dengan bungkus brand experience. Artinya, kami tidak hanya terfokus pada iklan loose spot saat on-air,” tegas Anton.
Ia mencontohkan, saat Sosro, brand pionir minuman teh siap saji (RTD Tea), meluncurkan produk baru, DSP Media mencoba menangkap momen HUT Ultah ANTV yang digelar di outdoor, candi Prambanan. Pada kesempatan itu, ANTV tengah mendatangkan bintang-bintang India yang memang sedang naik daun. Oleh karena itu, exposure dilakukan tim DSP Media lewat built in branding pada saat acara berlangsung.
Hal serupa dilakukannya untuk peluncuran produk Torabika Creamy Latte, yaitu dengan memanfaatkan HUT program musik Dahsyat di stasiun televisi RCTI. “Pada saat acara HUT berlangsung, kami mengubah ambiance acara bak sebuah cafe. Hal itu sesuai dengan positioning Torabika Creamy Latte sebagai produk yang menemani konsumen saat ber-chit-chat atau ngopi-ngopi cantik,” paparnya.
Diakui Anton, saat ini persaingan di industri media specialist agency terletak pada pricing—menyusul tidak kondusifnya perekonomian nasional, media buying strategy, dan tools (hardware dan software). Dan DSP Media, katanya, bisa bersaing di ketiga jenis kompetisi tersebut. Dari sisi pricing, karena DSP Media merupakan bagian dari DSP Group yang menawarkan one stop solution, maka harga yang ditawarkan menjadi kompetitif dan reasonable. Sementara itu, dari sisi buying strategy, DSP Media mampu memaksimalkan seluruh medium komunikasi—mulai dari on-air maupun off-air—lewat aneka kreativitas yang strategis.
Bagaimana DSP menyikapi industri advertising yang menurun minus 7% pada Q1 2015 ini? DSP Media, kata Anton, mencoba mengajak kliennya untuk tetap beriklan, namun fokus. Selain itu, DSP Media juga mencoba melakukan re-negosiasi kepada pemilik media untuk menawarkan paket-paket program yang menarik, yang dapat dijangkau klien. Termasuk, memanfaatkan peluang di media-media baru, seperti digital dan TV-TV baru. “Yang tak kalah penting adalah memanfaatkan event-event off air media agar dapat langsung menyentuh hati konsumen. Dengan demikian, brand engagement dan brand experience dapat tercipta di sana,” tutur Anton.
Tak mengherankan, hingga 2014 Dwi Sapta Group sanggup meraih penghargaan sebagai Top 3 billing di tiga media televisi nasional. Yakni, RCTI, SCTV, dan Indosiar. Di TV One, Dwi Sapta Group malah sanggup menempati posisi Top 2 dan di ANTV menempati posisi Top 5. Tak mengherankan, jika pada perhelatan “Agency of The Year” tahun ini, Dwi Sapta IMC mampu menyabet penghargaan untuk kategori Creative Advertising Agency.