Categories: Headline

ITB Seimbangkan IQ dan EQ

Ada hal menarik yang patut dicermati dari lulusan sekolah manajemen maupun komunikasi di Tanah Air. Menurut analisis Prof. Dermawan Wibisono, Profesor Operations & Performance Management School of Business & Management Institut Teknologi Bandung (ITB), hard skill para lulusan Indonesia memang telah memadai dan dapat bersaing dengan alumni universitas terbaik di Asia Tenggara. Hanya saja, soft skill yang meliputi emphaty dan sebagainya, saat ini justru terjadi kemerosotan di generasi yang memasuki kuliah setelah tahun 2000.

Institut Teknologi Bandung (ITB).

Hal itu didukung oleh sebuah penelitian bahwa IQ mahasiswa yang kuliah setelah tahun itu mengalami peningkatan, mahasiswa yang memiliki IQ lebih dari 120 mendominasi lebih dari 75% yang masuk ke sebuah universitas terkenal di Bandung. Hanya EQ-nya rata-rata berkisar 2-3 dari skala 5. Artinya, EQ-nya berada pada level rata-rata.

“Artinya kami berhadapan dengan masyarakat yang cerdas, tapi kurang peduli terhadap sesamanya. Sebenarnya kondisi ini sangat berbahaya, karena kami mendidik orang yang pintar, tapi etikanya rendah dan tidak peduli terhadap kepentingan orang lain. Kepentingan yang mereka usung adalah lulus secepatnya, jadi kaya raya, dan masa bodo terhadap sesama,” ungkapnya menyayangkan.

Menjawab kebutuhan tersebut, ITB pun menawarkan beragam added value yang mampu meningkatkan kualitas IQ dan EQ lulusannya, agar bisa bersaing di pentas global. Mulai dari merancang kurikulum sekolah yang diolah dari pengalaman sekolah-sekolah terbaik di Amerika Serikat yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia, penyampaian materi perkuliahan berbahasa Inggris yang merupakan area pelatihan praktis pada saat mereka masuk ke dunia kerja.

Desain perkuliahan juga dibuat terbalik, dengan memberikan materi praktik di awal semester dan perkuliahan di semester akhir, guna memaksa mereka untuk menghayati esensi dari sistem kerja yang ada. Lalu, kandungan praktis dan teori 40:60 yang mampu membuat lulusan percaya diri, dan yang terpenting, EQ dibangun dalam sistem pendidikan terintegasi antara lain melalui pentas seni (performing arts), outbond berkelanjutan, komunikasi bisnis, integrated business experience, hingga praktik kuliah di pedesaan.

Dengan berbagai added value itu, pada 2013 ITB memetik tiga penghargaan sekaligus di ajang “Indonesia Best Graduate School of Management and Communications 2013” yang digelar MIX-Marketing Communication bersama lembaga riset Business Digest. School of Business and Management ITB berada di peringkat ketiga dalam “Indonesia Best Graduate School of Management 2013” untuk kategori Perguruan Tinggi Negeri berakreditasi A.

Sementara Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB dinobatkan sebagai sekolah DKV paling top pilihan stakeholders (calon mahasiswa, para orangtua, dan para praktisi Human Resource di perusahaan). Sedangkan ITB sendiri terpilih sebagai salah satu “The Best University” dalam survei ini.

Menurut Prof. Dermawan, kekurangan yang dihadapi sekolah komunikasi/manajemen dan marketing di Indonesia saat ini adalah terkait dengan model pembiayaan yang kaku dari sistem birokrasi perguruan tinggi. Alhasil, seringkali penggunaan anggaran yang tidak fleksibel menghambat terlaksananya program-program yang dirancang. Selain itu, komposisi antara akademis dan praktisi andal, masih kurang. Lantaran, praktisi andal di Indonesia memiliki waktu yang sangat sempit untuk berbagi kepada mahasiswa.

“Tak heran, selalu ada jargon yang mengatakan bahwa manajemen adalah 50% art dan 50% science. Apalagi komunikasi dan marketing, porsi art-nya akan lebih besar, yang artinya perlu adjustment terhadap praktis yang ada. Dengan kerja sama yang erat ini, maka tidak lagi kita menciptakan mahasiswa kategori ‘ialah’, yaitu mahasiswa yang hanya menghafalkan definisi-definisi text book, namun bingung dalam praktiknya di lapangan,” saran Dermawan, yang memiliki ekspektasi lulusan sekolah komunikasi/ manajemen/ marketing di Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan mampu bersaing secara internasional, alias go global.

Dwi Wulandari

View Comments

Recent Posts

J&T Express akan Kembali Menggelar “J&T Connect Run 2024”

MIX.co.id - Tahun 2024 J&T Express, perusahaan ekspedisi berskala global, kembali menggelar J&T Connect Run.…

6 hours ago

Intip Keberhasilan EF Kids & Teens Jalankan Program Pelatihan Bahasa Inggris di Daerah Wisata

MIX.co.id - EF Kids & Teens Indonesia baru saja merampungkan progam Pelatihan Bahasa Inggris untuk…

7 hours ago

Kolaborasi Jadi Kunci Kepengurusan Perbasi Periode 2022-2026 dalam Mengukir Prestasi

MIX.co.id - Sejak dilantik, masa kepengurusan Perbasi (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia) Jakarta periode 2022-2026,…

10 hours ago

Soroti Tren Industri Manufaktur, PLN Icon Plus Gelar FGD Transformation Festival

MIX.co.id - Sejak berdiri pada 3 Oktober 2000 lalu hingga kini, PT Indonesia Comnets Plus…

10 hours ago

Fakultas Komunikasi LSPR Gelar FGD untuk Pemutakhiran Kurikulum

MIX.co.id - Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pemutakhiran Kurikulum…

11 hours ago

Selly Adriatika Dorong Perempuan Indonesia untuk Selalu Powerful

MIX.co.id - Lebih dari dua dekade (20 tahun) berkarir di perbankan dengan berbagai posisi, akhirnya…

11 hours ago