Nielsen Global Baby Care Report 2015 menungkapkan bahwa pasar popok bayi di Asia Tenggara masih sangat menjanjikan. Terbukti, satu dari 10 konsumen di Asia Tenggara memiliki seorang anak berusia di bawah satu tahun dalam rumah tangga mereka. Itu artinya, dua kali lipat dari rata-rata pasar global yang hanya 5%. Di Asia Tenggara juga terdapat 13% konsumen yang memiliki anak berusia 1-2 tahun dalam keluarga mereka, dibandingkan dengan rata-rata global yang hanya 9%. Tak mengherankan jika pasar popok bayi global diprediksi akan melampaui 29 miliar dolar.
Top 5 Sumber Informasi dalam Memilih Membeli Popok Bayi untuk Pertama Kali
Survei tersebut dilakukan secara online di 60 negara kepada konsumen yang telah membeli produk perawatan bayi dalam lima tahun terakhir. Hasil survei tersebut mengungkapkan penemuan penting dari proses perjalanan pembelian yang dilalui dan mengidentifikasi sumber online maupun offline yang paling mempengaruhi proses pembelian tersebut.
“Para orangtua sangat bijaksana dan cerdas untuk segala hal yang berkaitan dengan perawatan anak mereka, mulai dari makanan yang diberikan hingga popok yang digunakan, hanya sedikit ruang untuk kompromi. Mereka bersedia menghabiskan lebih banyak biaya untuk mendapatkan kualitas,” kata Connie Cheng, Head of Shopper Insights untuk Nielsen di Asia Tenggara, Asia Utara, dan Pasifik.
Top 5 Sumber Informasi Paling Berpengaruh Dalam Membeli Popok Bayi
Saat ini, persaingan pada pasar perawatan bayi terhitung cukup sengit. Berbagai macam merek dan produk bermerek dari toko dengan berbagai pilihan harga, bersaing ketat untuk menarik perhatian konsumen. Sementara itu, jangka waktu untuk membeli produk perawatan bayi relatif singkat.
“Terlepas dari tantangan yang ada, peluang di pasar produk perawatan bayi masih besar,” ungkap Cheng. “Untuk bisa meraih keunggulan kompetitif di ruang yang didominasi hanya oleh sejumlah merek-merek besar, perlu ada pemahaman yang mendalam mengenai faktor apa yang mendorong pemilihan produk.”
Masih menurut laporan Nielsen, ada tiga hal yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih merek atau tipe popok yang dibeli untuk bayi mereka. Pertama, lebih dari setengah konsumen di Asia Tenggara memilih perlindungan kulit/baik untuk kulit sensitif (51%) sebagai faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Kedua, sekitar sepertiga responden mempertimbangkan rasa nyaman saat digunakan (34%). Ketiga, faktor harga (30%) sebagai pertimbangan penting lainnya.
Sedangkan yang mempengaruhi pembelian untuk popok bayi, hampir setengah dari konsumen (47%) menyatakan rekomendasi dari keluarga dan teman berpengaruh secara signifikan pada keputusan pembelian mereka, dan 37% dari konsumen menyatakan keputusannya dipengaruhi oleh iklan televisi.
Adapun 19% responden mengaku membeli popok bayi mereka secara online. “Dengan tingkat konsumsinya yang dapat diprediksi dan berjangka panjang, kategori produk bayi seperti popok dan tisu bayi merupakan produk yang baik untuk transaksi e-commerce,” lanjut Cheng.
Lantas, bagaimana dengan konsumen Indonesia? Ada lima sumber informasi utama konsumen Indonsia dalam membeli produk popok bayi untuk pertama kalinya. Kelima informasi itu secara berturut-turut adalah iklan TV dan rekomendasi teman plus keluarga; rekomendasi para ahli kesehatan bayi; social media, antara lain facebook; blog tentang baby dan produk display di toko; serta iklan di majalah dan koran.
Adapun lima sumber informasi paling mempengaruhi konsumen Indonesia dalam membeli popok bayi adalah rekomendasi teman dan keluarga; iklan di TV; rekomendasi pakar kesehatan bayi; display produk di toko; serta social media.
