Kesederhaan Sebagai Keunggulan Bersaing

 

 

Sebelum diperkenalkan, mainframe dan minicomputer adalah produk yang hanya dikenal dan digunakan di kalangan industri komputasi. Minimal, mereka dihargai sekitar $ 200.000 dan untuk bisa mengoperasikannya dibutuhkan pengalaman teknik.

Akhir 1970-an atau awal 1980an, Apple yang termasuk salah satu pelopor dalam komputasi personal, mulai menjual komputer bkan untuk keperluan komputasi tetapi sebagai mainan untuk anak-anak. Pada saat itu, produk tersebut tidak cukup bagus untuk bersaing dengan minikomputer, tetapi pelanggan Apple tidak peduli.

Kenapa? Mereka tidak mampu membeli atau menggunakan minikomputer yang mahal. Bagi mereka, komputer inferior jauh lebih baik daripada -- alternatif mereka -- tidak ada sama sekali.

Sedikit demi sedikit, inovasi meningkat. Dalam beberapa tahun, komputer pribadi yang lebih kecil dan lebih terjangkau menjadi cukup baik sehingga dapat melakukan pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan komputer mini. Ini menciptakan pasar baru yang sangat besar dan akhirnya menghilangkan industri yang ada.

Saat ini, peritel semakin sadar tentang perlunya cara baru untuk membedakan diri dan menarik belanja konsumen. Peritel menciptakan nilai bagi pelanggan mereka dengan membuat pengalaman unik dan harga yang menarik. Peritel menciptakan destinasi dengan menawarkan gaya-hidup holistik mulai dari makanan, tempat belanja hingga hiburan.

Ruang-ruang semacam itu memungkinkan pelanggan untuk mengeksplorasi semua aspek merek sekaligus pengalaman berbelanja dan rekreasi lokal yang nyaman. Selain format toko di jalan (bukan di mall), toko terbarunya menawarkan ruang berbasis komunitas yang menyatukan seniman, kreatif, musisi dan perancang dan dilengkapi dengan restoran, bar, ruang acara, galeri seni dan koleksi rancangan busana.

Peritel saat ini tertantang untuk membuat gerainya bisa memuaskan keinginan terus menerus sehingga pelanggan menemukan dan merasakan sentuhan pengalaman. Artinya, tantangan yang dihadapi gerai fisik saat ini bukan hanya sebatas gagasan bahwa gerai hanya untuk menjual produk.

Produk bukan lagi pusat proposisi toko. Peritel yang cerdas adalah mereka yang memanusiakan pengalaman dengan menciptakan 'toko sebagai rumah' tempat berinteraksinya antara seseorang dengan yang lain dengan beragam layanan sehingga pelanggan ingin berlama-lama, sebagai ruang belajar, inspirasi dan sosialisasi.

Menurut sebuah studi global yang baru, saat ini pemasar perlu memikirkan kembali definisi tentang pengalaman pelanggan yang hebat. Banyak pelanggan menginginkan keterlibatan merek yang lebih mulus, sederhana, dan lebih cepat. Bagi mereka, waktu adalah merek komoditas terlangka. Merek yang memberi konsumen manfaat lebih banyak dalam konsumsi waktu dihargai.

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)