Nafas panjang Campina di tengah bergugurannya sejumlah produk es krim lokal merupakan prestasi yang tak mudah dicapai. Perjalanan merek Campina yang kini telah menguasai 26% pasar es krim Indonesia, tentu saja dipenuhi aneka tantangan yang cukup berat. Selain penetrasi pasar es krim yang masih rendah, hingga kompetitor multinasional Unilever—dengan merek Walls dan Magnum-nya—yang dalam tiga tahun terkahir makin agresif merangsek pasar Tanah Air.
Peluncuran logo baru Campina sebagai bagian dari IMC Strategy Campina
Sebagai brand lokal, tentu saja Campina tidak ingin bernasib sama dengan brand lokal lainnya yang telah gulung tikar. Strategi integrated marketing communication (IMC Strategy) lewat berbagai bauran pemasaran dilancarkan Campina untuk tetap eksis.
Pertama adalah tetap menjaga value perusahaan yang telah dicanangkan sejak awal oleh sang pendiri. Yakni, value yang selalu ingin menghasilkan produk dengan citarasa serta kualitas bahan baku yang terbaik. Oleh karena itu, tim Campina selalu rutin melakukan inovasi produk dengan selalu memperhatikan citarasa dan bahan baku berkualitas melalui standard ISO. Saat ini Campina memiliki 70-80 varian produk dari sisi bentuk dan rasa.
Kedua adalah tim Campina selalu membawa produk tetap up-to-date melalui strategi marketing yang dirumuskan. Itu sebabnya, ketika digital tengah mewabah di Tanah Air, Campina juga turut memanfaatkan kanal digital sebagai bagian dari strategi marketing mereka. Contohnya, kampanye digital “Makes Your Wish Comes True” yang baru saja digelar Campina untuk merek Hula-Hula.
Ketiga, tim selalu berkomitmen untuk selalu melancarkan strategi experiential marketing. Salah satunya, program kunjungan pabrik (factory tour) yang dibuka untuk masyarakat umum sejak tahun 2009. Program Kunjungan tersebut terhitung efektif untuk menciptakan engagement antara konsumen dengan brand Campina. Tak kurang dari 3.000 per hari mengunjungi pabrik Campina di Surabaya. Bahkan, lebih dari 100.000 pengunjung telah mengunjungi pabrik Campina, terutama dari siswa sekolah dasar.
Paling anyar, di bawah PT Campina Ice Cream Industry, brand Campina melakukan penyegaran pada perwajahan mereknya. Ya, di usianya yang tahun ini menginjak 42 tahun, Campina memutuskan untuk melakukan perubahan logo. Hal itu dilakukan sebagai wujud implementasi prinsip Campina yang ingin selalu tampil up to date.
Dalam rangkaian peluncuran bentuk logo baru Campina yang telah digelar di Pabrik Campina Surabaya pada akhir November lalu itu, Campina ingin memberikan penyegaran secara visual kepada pelanggan setia penikmat kuliner es krim di Indonesia.
Direktur PT Campina Ice Cream Industry Samudera Prawirawidjaja, dalam siaran pers-nya mengungkapkan, “Logo baru ini memberikan penegasan terhadap nilai-nilai perusahaan Campina yang selalu berkomitmen untuk menghadirkan produk-produk yang berkualitas kepada konsumen.”
Berbeda dari logo sebelumnya, pada logo baru tersebut Campina menampilkan tiga warna es krim yang memperlihatkan berbagai pilihan varian es krim dari Campina. Yakni, mangkok emas yang melambangkan kesungguhan dalam menyajikan es krim terbaik, bulatan merah yang melambangkan cita-cita yang tinggi, garis pita yang melambangkan kualitas produk, serta tidak ada sudut yang tajam yang melambangkan kelembutan.
“Saat ini konsumsi es krim di Indonesia sebesar 0,6 liter/kapita/tahun. Kami optimis dengan perubahan logo di akhir tahun ini, akan mampu mendongkrak pertumbuhan penjualan hingga 20 % di tahun depan,” yakinnya.
Ditambahkan Samudera, masih besarnya potensi pertumbuhan konsumsi es krim di Indonesia, membuat Campina masih akan fokus dalam memenuhi permintaan es krim dalam negeri. “Kami fokus di dalam negeri dahulu. Dalam waktu dekat Campina juga akan memperluas kapasitas produksi dan melakukan ekspansi pasar di luar pulau Jawa. Kami akan mulai dengan membangun kantor cabang di beberapa kota-kota besar di Indonesia,” patok Samudera.
Masih belum cukup, upaya lain yang dilakukan Campina untuk membesarkan pasar es krim adalah dengan menggelar program Corporate Social Responsibility (CSR). Salah satunya, menerapkan konsep eco friendly yang sudah berjalan selama lima tahun untuk ikut serta mengurangi pemanasan global demi kelestarian lingkungan. Campina juga memiliki kebun sayur percontohan, menerapkan konsep kantin vegetarian bagi seluruh karyawan, dan mengelola sampah makanan di pabrik menjadi kompos. Selain itu, sejumlah program ramah lingkungan yang diterapkan adalah dengan mengurangi penggunaan lampu dan memanfaatkan penerangan sinar matahari, suhu AC dijaga pada 24° C, dan memakai mesin hand dryer angin di toilet bukan tisu.
“Selain di dalam pabrik, Campina juga melakukan berbagai program CSR yang berfokus pada lingkungan. Salah satu program unggulan CSR Campina adalah program Budidaya Jamur Tiram. Campina memberikan pelatihan bagi masyarakat penerima program, mulai dari pendirian rumah jamur, proses budidaya, sampai dengan pelatihan untuk mengolah hasil panen. Campina juga aktif berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan peduli lingkungan seperti kegiatan pelestarian Taman Hutan Raya di Bandung, penanaman 1000 pohon di Banda Aceh, bermitra dalam membangun Eco Learning Camp untuk pendidikan lingkungan hidup anak-anak bersama Yayasan Sahabat Lingkungan Hidup, dan menjadi soponsor Surabaya Green & Clean,” paparnya.