Headline

Marketing in the Moment

Aplikasi mobile menawarkan pengecer saluran distribusi baru. Karena beberapa fungsi tambahan, aplikasi mobile memberikan manfaat yang unik dibandingkan dengan website dalam menciptakan nilai tambah untuk pelanggan. Nilai digambarkan sebagai evaluasi keseluruhan oleh konsumen atas utilitas suatu produk (atau jasa) berdasarkan persepsi terhadap yang diterima dan apa yang diberikan.

Tantangan terbesar yang dihadapi pemasar saat ini adalah menciptakan pengalaman saat ini secara konsisten. Perkembangan ritel online dan saluran belanja alternative menantang pengecer untuk terus memberi perhatian secara khusus agar bagaimana caranya mereka dapat memotivasi pelanggan menggunakan saluran online baru. Salah satunya adalah dengan menciptakan layanan channel yang dapat mencegah pelanggan beralih ke pesaing.

Survei yang dilakukan Google bekerja sama dengan TNS, perusahaan konsultan riset pemasaran, terhadap 1.036 pengguna ponsel pintar di Indonesia memberikan gambaran bahwa rata-rata pengguna mengakses internet di telepon seluler pintar sekitar dua jam per hari. Selama kurun waktu tersebut, jenis fitur yang kerap dibuka oleh pemilik ponsel pintar adalah mesin pencari dan aplikasi layanan digital tertentu.

Pemakaian aplikasi semakin diminati pengguna perangkat bergerak. Meski masih didominasi buatan asing, upaya mengakomodasi pengembang aplikasi lokal kian bertambah. Survei lain yang dilakukan GfK—lembaga riset pasar global— di Jakarta, Bandung, Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi, Semarang, dan Surabaya pada Oktober-November 2015, menunjukkan penetrasi pemakaian aplikasi mencapai 97 persen dibandingkan dengan mesin penelusuran yang hanya 76 persen di kalangan pengguna perangkat bergerak. Pengguna biasanya meluangkan waktu rata-rata 60 menit per hari untuk memakai aplikasi.

Perilaku tersebut, lanjut dia, memberi peluang bagi pelaku industri perdagangan secara elektronik atau e-dagang. Kondisi itu sejalan dengan peningkatan penetrasi ponsel pintar dari tahun ke tahun,” ujar Country Industry Head Google Incorporation Henky Prihatna dalam diskusi hasil survei ”Shopping in Indonesia Insights 2016”, Kamis (17/11), di Jakarta.

Sebanyak 14 persen dari total penduduk Indonesia memiliki ponsel pintar tahun 2013. Setahun kemudian, penetrasinya meningkat menjadi 28 persen. Adapun pada 2015, penetrasi sudah mencapai 43 persen dari total populasi. Henky menyebutkan, jumlah warga yang mempunyai ponsel pintar diperkirakan lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Hasil survei menyebutkan, 92 persen dari responden lebih menyukai membeli barang dari perusahaan yang sudah mengembangkan laman dengan kemampuan khusus ponsel pintar (mobile site) ataupun aplikasi. Sekitar 59 persen dari total responden mengakses fitur mobile site dan aplikasi beberapa perusahaan e-dagang agar bisa membandingkan harga produk yang diinginkan. ”Keberadaan fitur mesin pencari tidak lagi hanya digunakan mencari data, tetapi juga informasi agenda diskon belanja daring,” ujar Henky.

Selama ini, banyak perusahaan yang menerapkan pemasaran lewat mobile sebagai jalur trial untuk mempelajari pasar dan testing keefektivitasannya. Sementara pemasaran iklan lewat jalur konvensional, seperti televisi, radio, billboard, media cetak, dan media online cenderung masih jadi andalan. Ini memberikan gambaran bahwa iklan mobile bukanlah kompetitor bagi iklan konvensional. Iklan mobile adalah pelengkap yang sudah ada. Ada tambahan channel marketing yang tingkat efektivitasnya bisa terukur dengan tepat.

Penerapan mobile marketing di lingkup Asia Pacifik saat ini diperkirakan baru 7%-10% dari total bujet iklan. Di Indonesia, beberapa perusahaan menerapkan mobile marketing untuk kegiatan pemasaran dan diperkirakan akan mengalami lonjakan pada tahun 2018 dimana perusahaan bakal menambah budget untuk mobile marketing menjadi 20 persen dari total belanja iklannya. Ini berarti peluang sekaligus tantangan bagi pemasar, apakah mereka ikut menerapkan pekasaran dengan aplikasi mobile atau tergilas oleh pesaing.

Page: 1 2Lihat Semua

Edhy Aruman

Edhy Aruman - Wartawan Utama (2868-PWI/WU/DP/VI/2012...), pernah menjadi redaktur di majalah SWA. Sebelum di Swa, Aruman pernah meniti karier kewartawanan di harian Jawa Pos, Berita Buana, majalah Prospek, Harian Republika dan editor eksekutif di Liputan 6 SCTV, sebelum pindah ke SWA (http://www.detik.com/berita/199902/990212-1319.html). Lulus S3 Komunikasi IPB, Redaktur Senior Majalah MIX, dosen PR FISIP UI, dosen riset STIKOM LSPR Jakarta, dan salah satu ketua BPP Perhumas periode 2011-2014.

Recent Posts

Langkah LG Perkuat Pasar AC Komersial di Indonesia

MIX.co.id - PT LG Electronics Indonesia kembali memperkenalkan produk Single Commercial AC terbarunya, pada awal…

17 hours ago

Lima Tren Media Sosial bagi Bisnis

MIX.co.id - Meta baru saja merilis lima tren media sosial di 2025 yang dapat berdampak…

1 day ago

Bidik Gen Z, Wings Food Luncurkan TOP Mokachinno Double Shot

MIX.co.id - TOP Coffee, merek kopi dari Wings Food, merilis inovasi terbarunya, TOP Mokachinno Double…

1 day ago

Nivea Libatkan 9 Perempuan Berhijab Inspiratif di “Nivea Hijab Run 2025”

MIX.co.id - Nivea akan menggelar Nivea Hijab Run 2025, pada 23 Februari mendatang di Mall…

2 days ago

Gandeng Sony Music, Asics Dukung Perjalanan Musik Cécil Yang

MIX.co.id - Asics Indonesia berkolaborasi dengan produser musik Sony Music Indonesia memadukan elemen terbaik dunia…

2 days ago

Save the Children Jangkau Puluhan Ribu Masyarakat melalui Program “Ketangguhan Masyarakat Berbasis Lanskap”

MIX.co.id - Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dari 1 Januari hingga 8 Desember 2024,…

3 days ago