Menyimak Strategi Re-Branding RSU Bunda

Hadir sebagai Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA), sejak dua tahun lalu manajemen Rumah Sakit (RS) Bunda memutuskan melakukan ekstensifikasi mereknya, yakni menjadi Rumah Sakit Umum (RSU). Menjelma menjadi RSU, tentu saja RSU Bunda menawarkan layanan medis yang lebih variatif.

Rumah Sakit (RS) Bunda memutuskan melakukan ekstensifikasi mereknya, yakni dengan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU).

“Saat ini, layanan terkait ibu dan anak masih tetap ada. Namun, setelah menjadi Rumah Sakit Umum, kami juga menawarkan layanan medis yang jauh lebih lengkap. Misalnya, layanan bedah syaraf, layanan untuk para lanjut usia, dan urologi,” ujar Dr. Didid Winnentouw, Direktur RSU Bunda.

Ekstensifikasi merek yang dilakukan RSU Bunda dengan tetap menggunakan merek Bunda, tentu saja menuntut manajemen RSU Bunda melakukan langkah rebranding maupun re-positioning. Jika dulu RS Bunda dikenal sebagai Rumah Sakit Ibu dan Anak, maka manajemen RS Bunda harus mengkomunikasikan sekaligus mengedukasi market seputar perubahan positioning-nya menjadi Rumah Sakit Umum.

Diakui Didid, “Kekuatan brand Bunda yang begitu kuat, membuat kami memilih untuk tetap menggunakan brand Bunda untuk konsep Rumah Sakit Umum. Namun, tugas selanjutnya adalah mengkomunikasikan sekaligus mengedukasi market bahwa Bunda bukan lagi sekadar RSIA. Melainkan, kini sudah menjadi RSU yang menawarkan aneka layanan medis yang komprehensif.”

Sayangnya, tugas mengubah persepsi publik tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Strategi marketing terintegrasi dipilih RS Bunda dilancarkan untuk membangun awareness Bunda sebagai Rumah Sakit Umum. Yakni, mulai dari memperkuat produk dan layanannya, hingga massif menggelar upaya marketing dan komunikasi ke public.

Memperkuat Produk dan Layanan Medis

Langkah pertama yang dilakukan RSU Bunda adalah memperkuat produk serta layanan medis dari RSU Bunda. Antara lain, menghadirkan layanan dengan berbagai teknologi terkini. Mulai dari produk Senior Clinic yang melayani para lansia, Urologi Clinic yang melayani para pasien yang mengidap penyakit terkait urologi, hingga Bunda Neuro Center yang memberikan layanan seputar bedah syaraf.

Dihadirkan berbagai produk sekaligus layanan tersebut, tentu saja mempertimbangkan demand yang tinggi di masyrakat. Merujuk data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 misalnya, prevelansi stroke di Indonesia mencapai 12,1 per 1.000 orang. Angka itu diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan faktor resiko sekaligus bertambahnya penduduk usia lanjut. Oleh karena itu, RSU Bunda Jakarta, sejak dua tahun lalu meluncurkan Bunda Neuro Center (BNC).

BNC adalah salah satu unggulan RSU Bunda yang diposisikan sebagai pusat manajemen gangguan otak, saraf, dan tulang belakang secara menyeluruh. Salah satunya adalah penangan stroke. Added value ditawarkan RSU Bunda untuk BNC adalah adanya layanan satu pintu dan terpadu kepada pasien. Mulai dari penjemputan pasien stroke dari rumah menuju rumah sakit lewat ER (Emergency Response) Services, diagnostik, tindakan medis dengan teknologi terkini plus tim dokter yang handal, hingga proses pemulihan melalui layanan fisioterapi. Selain itu, BNC juga menyediakan fasilitas konsultasi untuk pencegahan stroke.

Sementara itu, kehadiran produk Senior Clinic untuk melayani segmen lanjut usia (lansia), berangkat dari data populasi lansia di Indonesia yang belakangan makin meningkat. Tahun 2015 nanti, diprediksi jumlah lansia di Indonesia mencapai 13,1% atau sekitar 27 juta jiwa. Sementara itu, masalah kesehatan kerapkali diderita oleh mereka yang lanjut usia, yakni di atas 60 tahun. Mereka yang berusia lanjut yang mengalami masalah kesehatan yang disebut geriatri. Senior Clinic RSU Bunda menyediakan layanan komprehensif dan terpadu untuk pasien lanjut usia, baik pasien lanjut usia yang sehat dalam rangka pencegahan penyakit, maupun pasien geriatri.

Selain memiliki tim dokter ahli dan psikolog, Senior Clinic RSU Bunda juga memberikan layanan unggulan yang meliputi layanan evaluasi dan manajemen masalah kesehatan pada pasien lanjut usia, layanan perawatan neuro-geriatri, hingga home care atau layanan asuhan rumah—dimana dokter yang akan menyambangi pasien di rumahnya.

Page: 1 2

Dwi Wulandari

Recent Posts

Rayakan Hari Ibu, Prenagen Kampanye #KauBegituSempurna

MIX.co.id – Memperingati Hari Ibu, Kalbe Nutritionals melalui salah satu produknya Prenagen Lactamom meluncurkan kampanye…

2 hours ago

Clinic Start to Change Erha “The Best Circular Economy Program” Indonesia Corporate Sustainability Initiatives 2024

MIX.co.id - Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, Erha Clinic meluncurkan program circular economy "Start…

2 hours ago

Dukung SDGs, Smartfren Jalankan Inisiatif Keberlanjutan Berbasis Corporate Value “Panca Garda”

MIX.co.id - Sepanjang 2024, Smartfren telah menggelar rangkaian program corporate social responsibility (CSR) melalui lima…

5 hours ago

BAGAIMANA MENJEMBATANI KESENJANGAN SIKAP PROIDUK HIJAU?

Isu keberlanjutan kini menjadi fokus global, mendorong perusahaan dan masyarakat untuk menemukan cara yang dapat…

6 hours ago

Hadir di Indonesia, Tumbler frank green Usung Sustainable Lifestyle

MIX.co.id - Pada kehidupan modern saat ini, berbagai aktivitas manusia sering memberikan dampak buruk terhadap…

2 days ago

Jelang Nataru, Indosat Optimalkan Jaringan di 15.731 Lebih Lokasi

Director & Chief Technology Officer Indosat Desmond Cheung, President Director & CEO Indosat Vikram Sinha,…

3 days ago