Menurut mantan Agency Creative Kat Gordon, hanya 3% wanita yang berhasil menduduki creative advertising director. Kat juga menyarankan bahwa sebaiknya brand yang mendukung pergerakan pemberdayaan kaum wanita juga menempatkan kaum wanita dalam jajaran petinggi pekerjanya. “Perusahaan yang memiliki kaum wanita di jajaran board director nya akan melakukan hal-hal positif demi memperjuangkan pemberdayaan kaum wanita,” ujarnya.
Brand Under Armour sudah mengalami sendiri adanya kesulitan untuk masuk pasar yang memiliki target kaum wanita karena tidak memiliki kaum wanita dalam jajaran kepemimpinannya. “Dulu persepsi kami adalah bisnis yang menargetkan kaum wanita bisa dijalankan tanpa mereka sebagai pemimpin kami, kaum lelaki saja sebagai orang-orangnya. Saat itu memang ada kesempatan emas,” ungkap Kevin Plank, CEO Under Armour saat peluncuran kampanye “I will what I want” untuk produk wanita Under Armour. “Kami mendapat pelajaran yang sangat berharga. Waktu itu, sembilan orang pria yang sudah merencakan segalanya untuk produk wanita, ternyata tidak berhasil. Produk tersebut gagal masuk pasar ritel dan akhirnya terbuang sia-sia”, ujarnya.
Jodi Norgaard founder Go Go Sports Girls, produsen mainan boneka perempuan, awalnya juga mengalami kesulitan dalam meraih audiens. Akhirnya Wallmart department store pun mulai menjualkan produk ini di cabang tertentu. Kerjasama ini bukanlah merupakan suatu kebetulan. Perlu diketahui, salah satu jajaran pimpinan di retail raksasa tersebut adalah perempuan. “Saya memberikan pujian bagi mereka karena bisa menjadi leader walaupun mereka wanita. Dan tentunya saya juga mempresentasikan image positif tentang produk kami ini,” imbuhnya.
Naama Bloom founder HelloFlo, brand produk pembalut dan kebersihan wanita wanita, berhasil membuka kerjasama dengan Procter & Gamble karena mampu menyuarakan women empowerment dalam TVC yang bertajuk 'First Moon Party' dan 'Camp Gyno'. Naama juga berencana akan memperluas tema iklan karena karena produk dari perusahaannya tersebut juga diperuntukkan bagi wanita yang baru melalui proses persalinan. “Bisnis kami ini adalah tentang menstruasi dan kesehatan wanita. Saya ingin tema iklan bukan hanya seputar anak perempuan tetapi juga wanita dewasa,” ungkapnya.
Menurut Kat, banyak kesempatan emas bagi wanita untuk maju. “Kaum wanita adalah pengguna sosial media terbanyak, kecuali LinkedIn. Saya ingin brand sosial media tersebut mengatakan 'kami ingin meningkatkan jumlah pengguna kaum wanita, ingin profile dan karya mereka terexpose'. Kampanye seperti ini yang saya tunggu, yang ingin memajukan kaum wanita, dari brand yang memang memberi kesempatan kepada kaum wanita untuk menjadi pemimpin, bukan hanya sebatas gimmick”, ungkapnya.