Hubungan G2G (Government to Government) yang selama ini tercipta dengan baik antara Indonesia dan Filipina, memicu semangat pemerintah Indonesia untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Filipina, yang tengah mengalami bencana Topan Haiyan. Terlebih, pada saat gempa Tsunami yang melanda Aceh tahun 2014 lalu, Filipina turut berpartisipasi memberikan bantuan kemanusiaannya kepada Indonesia.
Platform Nasional didukung oleh BNP dan BPPT, AHA Center, serta sejumlah lembaga usaha serta Aliansi Plaform Nasional wilayah Asia Pasifik, bekerja sama dalam pemberian bantuan kemanusiaan kepada korban Topan Haiyan di Filipina.
Sebagai sahabat di kawasan ASEAN, Indonesia berkepentingan menggelar program Government Social Responsibility. Melalui Platform Nasional yang didirikan sejak tahun 2008, Indonesia berinisiatif untuk duduk bersama dengan berbagai pemangku kepentingan, untuk saling bertukar informasi, saling memberikan laporan terkini, serta berkoordinasi untuk bantuan yang diberikan.
Platform Nasional tidak bekerja sendiri. Selain didukung oleh BNP dan BPPT, dijelaskan Afianto Muhtadi, Ketua Platform Nasional Pengurangan Nasional Bencana, "Kami juga didukung oleh AHA Center, Humanitarian Forum Indonesia berserta anggotanya, OXFAM, UNOCHA, LPBI NU, Dompet Dhuafa, Perkumpulan Skala, Kerlip, IBL, dan beberapa lembaga usaha serta Aliansi Plaform Nasional wilayah Asia Pasifik. Mekanisme kerja samanya, kami akan selalu berkoordinasi dengan otoritas di Filipina serta beberapa forum dan LSM di Filipina."
Sosialisasi program bantuan dan informasi seputar program bantuan juga dilakukan di media digital. Di antaranya, lewat situs http://maripedulifilipina.wordpress.com, akun facebook Pedah uli Filipina, dan akun twitter @peduliFilipina. Termasuk, milis Peduli Bencana.
"Kami juga mendorong, mengedukasi, dan mengkampanyekan akuntabilitas terhadap dana-dana bantuan yang telah terhimpun. Antara lain, meluncurkan wacana akuntabilitas donasi, membuat model akuntabilitas yang tepat sebagai sebuah standard, dan diskusi sosialisasi tentang isu tersebut," tambah Arifin Purwakananta, Wakil Ketua Platform Nasional yang juga Ketua Dompet Dhuafa.
Hasilnya, terhimpun beragam bantuan untuk bencana Topan Haiyan. "Pemerintah Indonesia misalnya, telah mengeluarkan bantuannya sejak 13 November 2013, sebesar total Rp 22,5 miliar. Bantuan tersebut berupa cek tunai US$ 1 juta, sebuah pesawat hercules, dan logistik seberat 48,6 ton," ujar Sutopo, Kabid Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
Sementara itu, Dompet Dhuafa juga telah memberikan bantuannya sebesar US$ 10 ribu yang dibelanjakan untuk bahan makanan, untuk kemudian disalurkan melalui Youth for Peace Union. Sedangkan PKPU, mengirimkan dua stafnya sekaligus menyiapkan dana sebesar US$ 13.000, yang dibelanjakan bahan makanan serta air bersih.
"Sementara itu, untuk perusahaan swasta, kami mendorong donasi perusahaan-perusahaan tersebut dihumpun ke lembaga-lembaga kemanusiaan terpercaya di Indonesia. Di antaranya PKPU, ACT, dan sebagainya," lanjut Arifin.