Sepanjang tahun 2013, Presiden Rusia Vladimir Putin seakan menjadi tokoh yang benar-benar jagoan pencitraan. Dia berhasil menjadikan dirinya sebagai seorang master of public relations.
Putin yang dijuluki sebagai politisi yang tidak pernah melakukan sesuatu tanpa agenda, mencetak poin setelah pencalonan Rusia untuk menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin. Usulan itu diprotes banyak negara termasuk Amerika Serika Serikat dan Perancis, namun Putin berhasil mengubah sikap penolakan itu menjadi setuju.
Putin, yang disebut Forbes sebagai orang paling berpengaruh di dunia politik, lihai dalam melakukan sejumlah maneuver politik sehingga dia dilihat sebagai orang yang peduli tentang isu-isu kemanusiaan. Setelah mengajukan dirinya menjadi tuan rumah olimpiade, di pengujung tahun, Putin mengambil langkah dramatis dengan memberikan amnesti kepada ribuan tahanan politik.
Namun, alih-alih Putin merengkuh nilai positif, tidak sedikit pihak yang justru menyatakan amnesti itu sekadar usaha Presiden Vladimir Putin mencari muka dunia.
Bebasnya tokoh oposisi populer di Rusia, Mikhail Khodorkovsky, serta dua personel band feminis punk Pussy Riot, yakni Nadezhda Tolokonnikova dan Maria Alyokhina, dari penjara memang menjadi sorotan dunia.
Alih-alih ditanggapi positif, persepsi dunia justru melihat Rusia masih belum berubah karena masih adanya tahanan politik di negara yang akrab disebut Negeri Beruang Merah tersebut.
Meski tidak ada seorang pun di antara ketiganya yang divonis dalam kasus kejahatan politik, aroma politis terasa kuat melatarbelakangi proses hukum mereka.
Melihat situasi itu, agensi PR yang dikontrak Putin, menyiapkan langkah strategis baru. April 2011, Putin disodorkan ke media untuk diwawancarai. Namun, untuk membuat media percaya, dibuatlah gimmick dengan memuat Putin di media milik konsultan PR itu.
Media itu menggiringnya dengan berbagai pertanyaan yang jawabannya bisa mencitrakan dia sebagai positif. Salah satunya adalah pertanyaan yang beroroma menyanjung dia.
Penanyanya sengaja disetting sebagai jurnalis. Salah satu pertanyaannya adalah, "Dalam politik dunia, apakah Anda memang seorang lelaki yang paling keren?"
Pertanyaan itu seakan biasa tapi majalah Outdoor Life milik Ketchum Inc, perusahaan konsultan PR yang telah bekerja untuk memoles citra Rusia sejak tahun 2006, ditulis dan diulas besar-besaran dalam koridor positif dengan banyak menampilkan pujian pada Putin.
Pada hari Kamis, September lalu, Ketchum mencetak rekor PR untuk Putin. Ketchum berhasil mengusahakan penempatan komentar Putin di halaman pendapat The New York Times. Pada saat artikel itu terbit, perwakilan dari Rusia dan Amerika Serikat bertemu di Jenewa guna merundingkan rencana penyerahan senjata kimia Suriah.
Artikel ini mendapat sambutan positif di Washington. Putin berhasil menggambarkan dirinya sebagai pembawa damai. Putin pun mengajari Amerika Serikat dengan mengatakan kecenderungan negara itu menggunakan "kekerasan" dalam perselisihan dunia.
Suara negatif Ketua DPR AS John Boehner yang mengatakan bahwa dia merasa “terhina” oleh artikel tersebut, tenggelam. Sementara Gedung Putih hanya mengatakan, Putin berhasil mengambil keuntungan dari kebebasan pers yang tidak pernah ada di Rusia .
Ketchum adalah sebuah sebuah divisi dari Omnicom Group Inc. Perusahaan ini, menurut dokumen Departemen Kehakiman AS seperti dikutip Reuters (13/09/2013) menerima lebih dari $ 25 juta untuk pekerjaan memoles citra pemimpin Rusia itu. Rusia juga telah membayar lebih dari $ 26 juta sejak tahun 2007 untuk mempromosikan Gazprom, perusahaan gas milik negara Rusia.
Pada 2007, Ketchum berhasil melobi majalah Time untuk menominasikan Putin sebagai Person of the Year. Dokumen Departemen Kehakiman AS itu juga mengungkapkan lobi dengan menjelaskan soal pertemuan antara perwakilan Ketchum dan staf Time. "Dia sudah memperluas jangkauan pengaruhnya pada masalah global," tulis Majalah Time tentang Putin.
Sementara itu, demikian isi lain dari dokumen Departemen Kehakiman tersebut, staf Ketchum mendesak Departemen Luar Negeri untuk melunakkan penilaian negatif kondisi hak asasi manusia Rusia tahun itu. Ketchum juga telah mengulurkan bantuan kepada wartawan yang telah menulis artikel tentang pelanggaran hak asasi manusia Rusia.
Dua belas tahun silam -- setara dengan masa jabatan tiga presiden Amerika -- Vladimir Putin telah memimpin negara terbesar di planet ini, negara dengan senjata nuklir paling kuat kedua di dunia, dan kaya raya sumber daya alam.
Namun masih ada perdebatan tentang siapa dia sebenarnya. Fiona Hill dan Clifford Gaddy menelusuri jauh dalam menjawab pertanyaan itu. Dimulai dari judul, yang membuat titik penting.
Putin memang bukan lagi dan dia tak ingin disebut sebagai Kamerad Putin. Ini karena dia tak lagi memiliki niatan untuk memulihkan komunisme. Dia telah membuat kesepakatan dengan kapitalis yang telah berkembang di Rusia selama dua dekade terakhir.
Kaum kapitalis di Rusia mendukung Putin menjalankan kekuasaan politiknya. Sebaliknya, Putin mendukung mereka mengumpulkan kekayaan mereka. Hasilnya, seperti Fiona dan Clifford katakan, adalah dua arah "raket perlindungan" antara sebagai CEO Rusia Inc dan kroni oligarki.
Putin juga telah memfasilitasi akumulasi kekayaan pribadi oleh pejabat publik, terutama yang terhubung dengan kementerian listrik, termasuk almamaternya sendiri, dinas intelijen. USSR juga sebuah kleptokrasi, tapi seperti hampir semua perusahaan lain, semuanya dimonopoli oleh negara. Bahkan saat ini terdapat semacam kemitraan sesat antara publik-swasta di Rusia.
Putin memang mendapatkan beberapa landasan dalam masalah ekonomi secara umum selama 1970-an dan 1980-an. Sebagai mahasiswa di Leningrad State University (LGU) pada 1970-an, belajar di bawah bimbingan Anatoly Sobchak, Putin menulis skripsi tentang hukum perdagangan internasional.
Pada 1980-an, di Red Banner Institute KGB, buku-buku pelajaran sekolah bisnis Amerika menjadi bacaan wajib. Saat itu, Sekjen Partai Komunis Uni Sovyet Yury Andropov mulai melakukan reformasi sistem ekonomi Soviet dan menjadikannya sebagai salah satu item utama agenda KGB.
Di Republik Demokratik Jerman (GDR), sebagaimana dia katakan saat berpoidato di Duma April 2012, Putin memaparkan masalah percobaan terkontrol dengan mengatakan bahwa pembangunan ekonomi dua Jerman dalam sistem capitalism yang berlangsung selama Perang Dingin menghasilkan superioritas Barat.
Meski dia tahu kapitalisme memunculkan pemenang dan pecundang sekaligus, namun Putin percaya bahwa pertama, hanya ekonomi pasar yang bisa menyelamatkan Rusia.
Hal itu sudah dia buktikan semasa menjabat wakil walikota St Petersburg. Kedua, dia berpandangan bahwa pemenang dalam sistem pasar, belum tentu mereka yang paling terampil menyediakan barang dan jasa dengan harga terbaik.
Sebaliknya, para pemenang adalah mereka yang terbaik dalam mengeksploitasi kerentanan lain. Kerentanan mereka adalah keserakahan dan ketidakpedulian sering mencolok untuk basa-basi hukum.
Dari dua akademisi tentang Rusia terkemuka di AS pada Rusia, Ms Hill adalah mantan penasihat pemerintah AS - ini bukan hanya biografi Putin. Buku ini ibarat sebuah potret psikologis.
Sebuah buku pegangan yang menyediakan informasi yang terkadang spekulatif tapi banyak juga yang bagus sebagai jawaban atas pertanyaan yang membayangi bekas kolonel KGB dari St Petersburg sejak dia melangkah keluar dari bayang-bayang KGB dan ke panggung internasional ketika dia menjadi perdana menteri Rusia pada tahun 1999.
Meskipun penulis tidak menyatakan itu secara langsung, kesimpulan dari psiko-potret ini adalah bahwa untuk mempertahankan masa jabatan presiden hingga 2018 dan seterusnya, Putin harus menciptakan persona baru.
Putin memang tidak ingin membangun kembali Uni Soviet, tetapi dia selalu mengacu pada Soviet dan masa tsar silam untuk membentuk Rusia baru.