Beberapa tahun yang lalu, media sosial dan blogging seakan terpisah. Tulisan-tulisan di blog bisa dibuat panjang dan serius. Di sisi lain, tulisan di media sosial bentuknya singkat, personal, dan spontan. Beberapa orang memperkirakan bahwa media sosial akan menggantikan blogging karena penurunan rentang perhatian.
Pada kenyataannya, blogging dan media sosial sekarang tidak hanya hidup damai berdampingan, mereka saling melengkapi. Bagaimana itu bisa terjadi? Banyak pengguna media sosial yang juga memiliki blog. Mereka menggunakan blog untuk memperkaya media sosial dengan tulisan-tulisan panjang yang disampaikan dalam bentuk kultwit misalnya, sehingga media sosial bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan blog mereka.
Itu termasuk juga dalam mempromosikan produk, jasa, atau pribadi. Banyak kisah keberhasilan seseorang atau seseorang menceritakan keberhasilannya dalam memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan bisnis, perusahaan, merek atau dirinya. Tak terhitung pakar, penulis dan konsultan yang menganalisis dan menunjukkan kepada kita tentang cara mereka sehingga berhasil.
Tapi tidak ada yang seperti Guy Kawasaki, mantan kepala evangelis Apple sejak 1980-an dan salah satu pelopor bisnis blogging, tweeting, Facebooking, Tumbling, dan masih banyak lagi. Seperti profesional lainnya, Kawasaki juga pengguna Pinterest, Facebook (FB), Twitter dan (tWTR) yang memeiliki lebih dari 1,43 juta followeryang siap menyebarkan berita tentang perusahaan yang melakukan kerjasama dengannya.
Sekarang Guy bersama Peg Fitzpatrick, yang menurut Kawasaki sebagai seorang analis media sosial terbaik yang pernah dia temui, untuk menawarkan The Art of Social Media, satu panduan penting yang Anda butuhkan untuk mendapatkan hasil atas waktu, tenaga, dan uang yang Anda investasikan untuk pengembangan komnuikasi Anda melalui media sosial.
Judul Buku : The Art of Social Media: Power Tips for Power Users
Penulis : Guy Kawasaki dan Peg Fitzpatrick
Penerbit : Portofolio Hardcover (4 Desember 2014)
Tbal Buku : 208 halaman
Dengan lebih dari seratus tips praktis, trik, dan wawasan, Guy dan Peg menyajikan strategi bottom-up untuk menghasilkan suatu kehadiran terfokus, menyeluruh, dan menarik pada platform media sosial yang paling populer. Mereka memandu Anda melalui langkah-langkah untuk membangun dasar, mengumpulkan aset digital, mengoptimalkan profil Anda, menarik lebih banyak pengikut, dan efektif dalam mengintegrasikan media sosial dan blogging.
Untuk pemula yang merasa kewalahan karena terlalu banyak pilihan serta profesional berpengalaman yang ingin meningkatkan permainan mereka, The Art of Social Media penuh taktik yang telah terbukti bekerja di dunia nyata. Atau seperti yang Guy katakan, "Untuk hal-hal besar, tidak ada sesuatu yang sekelas bulu."
Melalui buku ini, Kawasaki dan Fitzpatrick seakan mengingatkan bahwa alasan utama pemanfaatan media sosial untuk pemasaran adalah untuk menghasilkan uang. Untuk mencapai tujuan tersebut, kata mereka, penggunanya harus memahami tentang karakteristik dan kebiasaan orang yang mereka butuhkan agar dapat menghasilkan uang. Kemudian, pemanfaat media sosial juga harus mengetahui dan memahami orang-orang yang ingin membacanya yang mungkin berbeda dari yang mereka inginkan untuk dibaca.
Kawasaki dan Fitzpatrick juga mengingatkan bahwa tidak semua yang ada di twitter itu emas. Krena itu jika seseorang memposting sesuatu dan tidak bisa menjadi viral, maka dia harus memeriksa kembali postingan dan pendekatannya dalam menggunakan cerita, tarmasuk bangunan cerita dan platform yang digunakan untuk menyebarkannya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah soal penamaan. Menurut Kawasaki dan Fitzpatrick, ketika seseorang terlibat dalam media sosial, hal pertama yang harus dilakukan adalah menuliskan profil. Ini penting dilakukan karena profil bisa menjadi pesan yang dapat membujuk orang lain untuk memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan melalui media sosial. Jadi profil seakan resume media sosial Anda untuk membuat orang menemukan dan mengingat Anda, kedua, mempercepat pembangunan kredibilitas Anda.
Dalam kaitan ini, Kawasaki dan Fitzpatrick menyarankan untuk menggunakan nama asli. Ini karena dengan nama asli orang akan dengan sangat mudah mengingat Anda, dan akan muncul di mesin pencarian Web, serta menunjukkan jangkauan media sosial Anda. Hal lainnya, ketika memilih gambar, gunakan gambar close-up yang menunjukkan senyum Anda serta menggunakan foto yang sama untuk semua kegiatan media sosial Anda.
Juga perlu membangun kredibilitas dengan memperkenalkan tagline semisal "Pembelajar yang selalu ingin memberdayakan orang lain" dan menceritakan kisah-kisah ketika Anda melakukan kegiatan pemberdayaan tadi. Nahh, ketika Anda menulis cerita itu, sediakan link ke media sosial lainnya, termasuk bila ada yang ingin mengakses foto-foto atau video selama kegiatan tersebut.
Ketika pesan yang Anda posting menghasilkan komentar jangan sia-siakan. Tanggapi mereka untuk menunjukkan bahwa Anda peduli dan ingin berdialog dengan mereka. Dengan demikian, Anda akan akan akrab dengan mereka. Memang menanggapi membutuhkan waktu Anda untuk berpikir karena pengikut akan melihat dan menafsirkan apa saja yang Anda bagi. Mereka juga menilai Anda, apakah Anda layak diajak berteman akrab atau tidak.
Nah, bila ada komentar negatif tentang Anda, mendebat mereka tidaklah menguntungkan. Biarkanlah dan terima kritikan mereka sebagai masukan untuk perrbaikan dan tunjukkan kesediaan untuk mempertimbangkan pendapat mereka untuk dibahas pada topic berikutnya.
Bagi mereka yang ingin meningkatkan personal bran atau corporate brand nya, buku ini sangat bermanfaat. Pembaca tidak akan menemukan banyak tips dalam buku ini. Eksekutif perusahaan mencari tips tidak akan menemukan banyak di sini. Kawasaki dan Fitzpatrick hanya mendorong perorangan atau perusahaan untuk tidak melakukan outsourcing pekerjaan ini. Dengan mengelola sendiri, itu akan mencerminkan siapa Anda sebenarnya.