Siap Menandingi Pekan Raya Jakarta, Begini Strategi Pekan Raya Indonesia

PRI

Sukses menandingi “Indonesia International Motor Show” (IIMS) yang digelar di JIExpo Kemayoran-Jakarta, lewat pameran otomotif “Gaikindo Indonesia International Autoshow” (GIIAS) pada Agustus 2015 lalu, tahun 2016 ini ICE (Indonesia Convention Exhibition) BSD mencoba bertarung kembali lewat ajang pameran multiproduk yang menyasar segmen keluarga.

Ya, tahun ini ICE BSD dan Sinar Mas Land lewat PT Mahayana Indonesia Covex, siap menggelar pameran multiproduk terbesar lewat brand “Pekan Raya Indonesia” (PRI) di ICE BSD. Dikemas sebagai pameran multiproduk yang menyasar segmen keluarga, maka PRI sepertinya akan bertarung dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ), incumbent yang menggelar pamerannya di JIExpo Kemayoran-Jakarta.

Dijelaskan Ketua Umum Pekan Raya Indonesia Irwan Oetama, “Digelarnya PRI sebagai salah satu upaya kami dalam membantu pemerintah menggerakkan perekonomian daerah dan nasional. Selain diikuti oleh berbagai perusahaan nasional, PRI juga akan melibatkan segmen UKM (Usaha Kecil dan Menengah), para startup, dan industri kreatif.”

Alasan tersebut cukup dimaklumi. Mengingat, pameran-pameran akbar di Tanah Air selalu mampu mencetak transaksi yang cukup fantastis, di tengah ekonomi yang belum kondusif seperti sekarang. Berkaca pada event PRJ, GIIAS, dan IIMS, nilai transaksi dan pengunjung yang diciptakan tercatat sangat besar.

Pada PRJ 2015 lalu misalnya, nilai transaksi yang sanggup dicetak selama sebulan mencapai Rp 5,5 triliun. Adapun jumlah pengunjung menembus 5,1 juta orang. Sukses serupa juga dialami ICE BSD City pada pameran otomotif GIIAS 2015. Digelar selama 11 hari, GIIAS 2015 sanggup menyedot 451.654 pengunjung dan mampu menjual 17.077 mobil dengan nilai transaksi Rp 5,4 triliun. Sementara itu, IIMS 2015 sanggup menghimpun transaksi sebesar Rp 1,63 triliun yang berasal dari penjualan 4.894 unit mobil dan motor.

Siap digelar selama 18 hari, mulai dari 20 Oktober hingga 6 November 2016, PRI menawarkan konsep yang berbeda, yakni pameran multiproduk dalam format indoor. Dengan demikian, kenyamanan akan lebih mudah tercipta. “Kami pun memadukan empat konsep yang memang dibutuhkan keluarga Indonesia sebagai target market-nya. Keempat konsep itu adalah Great Sale yang akan menajdi daya tarik utama pengunjung dan momen clearance bagi para exhibitors, Top Entertainment dengan band-band papan atas serta Indie, Urban Culinary dengan menghadirkan beragam aneka kuliner dan 50-an truck food, hingga Fun Education dengan menghadirkan berbagai atraksi yang bersifat edukatif dan experience untuk anak,” papar Hyang I M, General Secretary PRI.

Ditambahkan Hyang, aneka industri siap digandeng PRI untuk menjadi exhibitors dan menempati 10 hall ICE. Hall 1 dan 2 digunakan untuk zona Pariwisata dan Kebudayaan, mulai dari industri penerbangan, lembaga pariwisata & bisnis perhotelan, lembaga investasi mancanegara, perguruan tinggi, dan institusi pendidikan.

Hall 3 digunakan untuk UKM dan industri kreatif; hall 3A untuk anak-anak dan pendidikan anak; Hall Convention untuk gaya hidup dan fashion; Hall 5 untuk consumer goods; hall 6 untuk furnitur; hall 7 untuk multiproduk; hall 8 untuk gadget dan IT; dan hall 9 dan 10 untuk produk otomotif (mobil dan motor). Adapun ruang terbuka di ICE digunakan untuk panggung hiburan dan kuliner.

Bagaimana dengan akses menuju ICE, yang notabene selalu menjadi pertimbangan utama para pengunjung ketika akan mengunjungi pameran? Dijawab Ishak Chandra, Direktur PT Indonesia International Expo (IIE), akses ke ICE BSD makin mudah. Mulai dari jalur Tol, hingga KRL Commuter Line jurusan Tanah Abang-Palmerah-Rawabuntu. PRI juga akan menyediakan bus-bus ‘shuttle’ di Stasiun Rawabuntu menuju ke ICE BSD. Pengunjung juga dapat menggunakan bus-bus Trans BSD yang sudah dioperasikan sejak lama.

“Penyelenggara PRI juga akan menyediakan kantong-kantong parkir di kawasan BSD, sekaligus menyediakan bus-bus shuttle ke ICE dan sebaliknya. Bus-bus shuttle akan hadir di sejumlah lokasi di Jakarta dan Tangerang. Untuk pengunjung dari luar kota, tak perlu khawatir soal akomodasi. Sebab, di kawasan ICE terdapat banyak hotel,” ucap Ishak.

Selain mengusung konsep yang berbeda, demi mensukseskan PRI, maka sejumlah upaya marketing komunikasi juga dilakukan tim PRI. Mulai dari pendekatan Public Relations (PR) lewat media gathering; menggandeng komunitas yang dimiliki oleh media-media di bawah bendera Kompas-Gramedia Group; beriklan di media tradisional—seperti TV, cetak, radio, dan billboard; hingga media digital seperti beriklan di media online, menghadirkan website www.pekanrayaindonesia.com), dan kampanye di social media facebook, twitter, dan instagram.

Dengan strategi itu, PRI menargetkan 1 juta pengujung selama 18 hari perhelatan berlangsung. “Kami pun berharap jumlah transaksi minimal selama 18 hari bisa mencapai Rp 500 miliar. Angka itu diluar transaksi untuk produk-produk bernilai besar seperti properti dan otomotif,” patok Hyang.

Ditambahkan Teddy Surianto, Direktur Indonesia Convention Exhibition, hingga Februari ini, sekitar 25-30% perusahaan sudah mendaftarkan diri sebgai peserta PRI. “Salah satunya adalah Bank BRI yang akan mendukung konser-konser musik yang diadakan selama penyelenggaraan PRI dan juga mendukung gerai-gerai UKM,” katanya.

Perusahaan-perusahaan lainnya yang akan menyusul menjadi peserta PRI antara lain perusahaan “consumer goods” GarudaFood, perusahaan otomotif Suzuki yang akan memberi hadiah mobil kepada pengunjung PRI melalui “doorprize”, dan perusahaan furnitur Lady Americana dan Guhdo. Demikian juga “brand” Bodyshop, Indomaret, dan puluhan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)