Categories: Headline

Siapa Pelopor Periklanan di Indonesia?

Masa reformasi tahun 1998 hingga sekarang , periklanan Indonesia seolah berlari kencang. Baik produksi maupun medianya tumbuh bak jamur di musim hujan. Media untuk beriklan sangat berkembang dan banyak sekali. Bahkan terjadi hiperkompertisi karena juga bermunculan media specialist yang berasal dari konsolidasi biro iklan asing. Dari sisi kreatif, kebebasan berekspresi juga mencapai puncaknya. Sangat bebas.

Inilah yang justru memprihatinkan Subiakto. ”Kacau! Karena mereka terbius oleh pemenang adfest dari Thailand, Jepang dan Singapura. Budaya mereka berbeda,” ujarnya kecewa iklan Indonesia kehilangan kepribadian. “Banyak yang mengambil referensi dari Cannes atau Clio. Jadi dari AS, seperti iklan Macintosh yang bisa mengatakan apa saja,” ujarnya menyayangkan karena di Indonesia, dimana merek belum sebesar merek-merek tersebut. “Janganlah memakai pendekatan tersebut”, himbaunya. Merek baru harus diperkenalkan dulu dari segi tangible, dan intangible. Merek akan kita kenal ketika memberikan makna produk tersebut terhadap konsumen.

Menurut Subiakto, tatanan periklanan mulai tahun 2004, sudah rusak. Sesuatu yang tak terhindarkan adalah terbentuknya specialist seperti specialist creative, specialist media, dan lain-lain. Hal ini menurutnya, bisa menghancurkan fondasi indutri periklanan Indonesia. “Benar-benar cuma mengandalkan segi kepraktisan. Jadi iklan tidak lagi sebagai sesuatu yang holistik, “ sesalnya.

Subiakto mengajak industri periklanan harus mulai dibenahi. “Kalau tidak, maka akan jadi makin hancur,” katanya heran sekarang atas nama modernisasi, orang bisa membuat apa saja. Seharusnya fungsi iklan dikembalikan bahwa yang bagus adalah yang Tailor Made. Misalnya iklan Kecap Bango tidak bisa brandnya diganti jadi merek lain, karena Tailor Made “kedelai hitam”. “Sesuatu yang benar-benar didesain khusus untuk iklan tersebut,” memuji iklan Bango Unilever.

Yang pasti, menurut Gunawan Alif, di era sekarang biaya iklan mulai tinggi. Banyak eksekusi yang dilakukan untuk TV dan media cetak. Porsi iklan kini lari ke teve (62%), media cetak (30%) dan radio sekitar (4%). Lalu, kemana lagi anggaran komunikasi dihabiskan? Yang terbaru dan paling ngetrend sekarang adalah promosi seperti Brand Activation, PR, dan alat-alat marketing lainnya. Walaupun iklan televisi masih sangat diminati pada periode ini –dengan iklan paling fenomenal A-Mild karena sangat memanfaatkan situasi dan gelombang reformasi tersebut dengan tagline-nya “Berani Ngomong”– tapi ke depan pasti akan terjadi penyesuaian –penyesuaian yang berujung pada optimalisasi teknologi teranyar mobile yang sudah mulai menjelang.

Page: 1 2Lihat Semua

Edhy Aruman

Edhy Aruman - Wartawan Utama (2868-PWI/WU/DP/VI/2012...), pernah menjadi redaktur di majalah SWA. Sebelum di Swa, Aruman pernah meniti karier kewartawanan di harian Jawa Pos, Berita Buana, majalah Prospek, Harian Republika dan editor eksekutif di Liputan 6 SCTV, sebelum pindah ke SWA (http://www.detik.com/berita/199902/990212-1319.html). Lulus S3 Komunikasi IPB, Redaktur Senior Majalah MIX, dosen PR FISIP UI, dosen riset STIKOM LSPR Jakarta, dan salah satu ketua BPP Perhumas periode 2011-2014.

Recent Posts

Inovasi AI Mentransformasi Industri Telekomunikasi

MIX.co.id – Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi pusat dari industri telekomunikasi saat ini…

13 hours ago

FNM Society, UNFPA, dan Takeda Dorong Perempuan Indonesia Sehat dan Berdaya

MIX.co.id - Farid Nila Moeloek (FNM) Society, United Nations Population Fund (UNFPA), dan Takeda, menggelar…

14 hours ago

Lenovo Donasikan Laptop dan Sembako ke Sekolah dan Panti Asuhan di Jadetabek

MIX.co.id – Lenovo terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan…

23 hours ago

Bidik Perempuan, WRP Hadirkan We Shape 2.0 dan Power Partner

MIX.co.id – Untuk mendukung perempuan lebih sehat dalam menjalani puasa Ramadan, WRP Indonesia menghadirkan program…

24 hours ago

Perkuat Konektivitas Jalur Mudik, Indosat Gelar Ekspedisi Jaringan Andal

President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha (kanan) memberikan keterangan pers saat Media…

1 day ago

Memasuki Usia 32 Tahun, ANTV Pastikan Tidak dalam Proses Akuisisi

MIX.co.id - Memasuki usia ke-32 tahun, ANTV menggelar marketing gathering sekaligus iftar bertajuk "ANTV Teruss…

1 day ago