Tingginya penetrasi smartphone dan social media dalam beberap tahun terakhir memang tak bisa dihindari. Pertumbuhannya yang begitu cepat memang merangsek ke semua lintas segmen market. Tak mengherankan, jika tren online marketing terlihat marak di tahun 2014. Bahkan, tahun 2015 nanti, diramalkan tren online marketing makin riuh. Seperti apa? Berikut ini review tren marketing selama tahun 2014 sekaligus ramalan tren 2015.
Online marketing strategy makin digemari marketers
1. Optimisasi pada Perangkat Mobile akan Tambah Krusial
Mengoptimalkan strategi mobile sudah menjadi tren selama 2014. Tahun 2015 diprediksikan akan terus bertambah lagi. Tidak hanya sekadar membuat aplikasi mobile atau website yang mobile-friendly, tetapi juga optimisasi pada konten mobile dan strategi social media marketing. Pada paruh kedua tahun 2015 diperkirakan banyak brand yang akan menggabungkan mobile ke dalam bagian dari digital marketing strateginya. Misal saja website yang responsif, mobile ads, dan konten terpisah khusus untuk mobile website. Diperkirakan banyak juga brand yang akan menyadari pentingnya memiliki mobile social media strategi untuk memberikan kemudahan bagi pengguna yang mengakses sosial media melalui mobile.
2. Budget Social Media Ad akan Meningkat
Pada paruh pertama tahun 2014, laporan dari Facebook menyatakan bahwa pendapatan iklan meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Organic post menurun dan paid advertising meningkat lantaran Facebook membatasi tipe post yang muncul di news feed user pada periode fiskal sebelumnya. Di sisi lain, brand harus berupaya menjaga traffic dan sales lewat kanal sosial media. Hasil positif pun terlihat dari investasi di sosial media, misalnya saja exposure dan traffic meningkat. Brand pun merasa perlu berinvestasi di paid social ads untuk mengukur lebih jauh hasil tersebut. Misalnya dengan opsi advertising terbaru dari Twitter (yang tersedia dalam versi beta), dimana pembayaran dihitung dari banyaknya action tertentu, seperti berapa banyak yang mengklik website atau download aplikasi.
3. Content Marketing Strategy akan Banyak Digunakan
Menurut laporan B2B Content Marketing Benchmarks, 93% marketers B2B menyatakan bahwa mereka menggunakan strategi content marketing selama 2014. 42% dari mereka mengakui bahwa strategi ini cukup efektif (tahun lalu hanya 36% yang mengakuinya). Karena banyak marketers yang menyadari efektivitas content marketing, diperkirakan budget untuk search engine PPC, SEO, dan sosial media akan di relokasikan untuk content marketing. Tantangan dari content marketing adalah bersaing dengan konten lain yang jumlahnya tidak sedikit. Brand juga akan meningkatkan nilai investasi pada mobile content, seperti membuat content singkat yang mudah diakses oleh perangkat mobile, memahami kebiasaan audiens dalam menggunakan mobile, memberikan video atau konten visual yang mobile-friendly.
4. Strategi Email Marketing akan Diperbarui
Karena social media kini membatasi jumlah brand yang muncul di platform mereka, ditambah dengan search engines yang kompleks, brand akan kembali menggunakan strategi email marketing. Tahun 2015, dalam hubungannya dengan email marketing, brand akan menyadari pentingnya membedakan mereka dari kompetitor. Menurut laporan HubSpot, 35% responden mengakui tidak pernah membeli produk atau layanan yang diiklankan dari email (tahun lalu hanya 25%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa brand perlu menggunakan strategi yang kreatif, bukan hanya untuk penjualan saja.
5. SEO, Content Marketing, dan Sosial Media Menjadi Terintegrasi
Beberapa mengartikan content marketing sebagai new SEO. Ini memang benar. Content marketing kini menjadi influencer utama dalam mesin pencarian. Brand yang tidak berinvestasi pada content marketing akan memberikan dampak tidak efektifnya SEO campaign mereka. SEO akan cenderung dianggap sebagai bagian dari online marketing, yang berhubungan dengan aspek teknis, seperti meta tags, indexing issues, penalty recovery, dan keyword search. Sementara itu, sosial media akan dianggap sebagai faktor untuk amplifikasi content strategy. Sayangnya, brand saat ini terlalu fokus membuat konten yang berkualitas dan kurang mengupayakan promosi dan distribusi konten.
6. Brand akan Berupaya Lebih Humanis
Dengan semakin banyaknya sosial media, brand akan menyadari bahwa konsumen mereka menggunakan sosial media untuk berinteraksi dengan orang lain, bukan dengan brand. Brand yang mampu membangun koneksi humanis dengan audiens akan mendapatkan keuntungan, misalnya konsumen yang loyal.
7. Marketers akan Menjalankan Strategi Native Advertising, Bukan Hard Selling
Dengan berkurangnya tren click-through rates dalam beberapa tahun terakhir, brand akan menyadari bahwa banner advertising kurang efektif. Brand cenderung akan mengurangi investasi pada kanal yang tidak bisa mengukur ROI. Sementara itu, popularitas native ads akan meningkat. Di tahun 2015, diprediksikan adanya kerja sama antara brand dan publisher, dimana konten sponsor akan ditampilkan berdampingan dengan konten urama. Konten native ads tidak akan promotional, tetapi akan menjadi konten tambahan yang lebih relevan dan menarik target audiens.
(Sumber: www.forbes.com)