Unilever Indonesia kian gencar melakukan ekspansi untuk segmen bumbu dengan mendirikan pabrik baru di kawasan industry Jababeka Cikarang, Jawa Barat, dengan total nilai investasi mencapai Rp. 820 miliar. Menurut pihak Unilever, investasi yang ditanamkan di pabrik ini merupakan bagian dari investasi total sebesar Rp 8,5 triliun yang ditanamkan selama lima tahun terakhir untuk memperkuat posisi di pasar Indonesia.
Unilever mendirikan pabrik baru di kawasan industry Jababeka Cikarang, Jawa Barat
Chief Supply Chain Officer Unilever Pier Luigi Sigismondi mengatakan, “Saat ini tantangan yang di hadapi dunia sangat beragam, isu geopolitik, harga komoditas yang sangat fluktuatif, devaluasi mata uang, dan melemahnya pasar adalah beberapa hal yang bisa berdampak negatif terhadap kinerja rantai pasokan bisnis Unilever.”
Untuk itu, sambung Pier, langkah-langkah strategis perlu kami ambil, salah satunya dengan melakukan investasi di negara yang memiliki potensi besar dengan pertumbuhan yang relatif baik seperti Indonesia. Kami percaya pabrik bumbu masak Royco dan Bango ini akan bisa memperkuat posisi kami di Indonesia.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk, Hemant Bakshi menuturkan, “Pabrik yang memiliki luas bangunan 63.000 meter persegi ini mempunyai kapasitas produksi sebesar 7 milyar pieces pertahun untuk produk Royco dan Bango.”
Maka, dengan kapasitas sebesar itu, Unilever mengharapkan pabrik mampu memenuhi peningkatan permintaan masyarakat hingga beberapa tahun mendatang. Selain untuk memenuhi permintaan pasar Indonesia, pabrik ini juga akan memenuhi permintaan ekspor ke beberapa negara di Asia, Eropa, dan Afrika di waktu mendatang.
Menteri Perindustrian Saleh Husin, yang turut dalam acara peresmian pabrik turut pula mengomentari, bahwa Industri makanan-minuman secara umum, dan PT. Unilever Indonesia Tbk secara khusus terus memberikan kontribusi positif bagi bangsa dan negara Indonesia. Saya juga berharap PT. Unilever Indonesia dapat meningkatkan investasi baik di bidang makanan minuman, maupun industri-industri lainnya. “Kementerian Perindustrian terus mendukung dan mendorong pengembangan dan pertumbuhan industri termasuk PT. Unilever Indonesia,” tuturnya.
Hemant Bakshi dalam acara peresmian pabrik terbaru Unilever ini pun menceritakan, dalam memasuki tahun ke-82, Unilever telah berkembang bersama masyarakat di Indonesia dan kembali terpilih menjadi perusahaan paling inovatif di Asia seperti yang dilansir oleh Forbes. “Terpilihnya PT Unilever Indonesia Tbk sebagai perusahaan paling inovatif di Asia merupakan penghargaan yang membanggakan bagi bisnis kami. Kami memiliki strategi bisnis untuk tetap tumbuh bernama ‘4G Model’, yang terdiri dari ‘Grow Consistently, Grow Competitively, Grow profitably, dan Grow Responsibly’ yang membantu kami untuk terus tumbuh secara konsisten, kompetitif, menguntungkan, dan bertanggung jawab,” imbuhnya.
Hemant Bakshi juga menambahkan bahwa Unilever percaya jika performa bisnis akan bergerak positif apabila terus bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat dimana tempat bisnis beroperasi. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan praktek yang berkelanjutan dalam seluruh aspek bisnis Unilever. Pada tahun 2020 secara global Unilever memiliki target untuk meningkatkan mata pencaharian 500.000 orang dalam rantai pasokan. Saat ini Unilever telah mengembangkan 31.000 petani kedelai hitam dan gula kelapa sebagai pemasok bahan baku kecap Bango.
Pabrik dengan lebih dari 600 tenaga kerja ini menerapkan standar produksi yang tinggi, menggunakan eco efficiency technology and menargetkan LEED Silver Certification. Pabrik juga sudah mengikuti persyaratan FSSC 22000, Halal, ISO 14000, dan ISO 18000 untuk memastikan kualitas terbaik dari produk – produk yang dihasilkan. Pabrik bumbu masak baru ini melengkapi delapan pabrik Unilever di Cikarang dan Rungkut, Surabaya. *