Penelitian menunjukkan bahwa modernitas merek di media sosial dapat mengurangi eksklusivitas merek mewah. Bagaimana merek-merek besar menjaga keseimbangan ini di era digital? Temukan jawabannya di sini!
.
.
Modernitas merek mengacu pada bagaimana sebuah merek memperkenalkan inovasi dan perubahan dalam strategi pemasaran dan produknya. Di dunia digital yang semakin berkembang, merek-merek modern sering kali menggunakan media sosial sebagai alat utama untuk menjangkau konsumen. Namun, pendekatan ini bisa memiliki dampak yang kompleks terhadap persepsi konsumen.
Merek-merek modern seperti Tesla, yang dikenal karena inovasi dalam teknologi mobil listrik, sering muncul di berbagai platform digital. Kehadiran yang konsisten ini bisa membuat merek terlihat lebih "umum" atau kurang eksklusif di mata konsumen. Hal ini disebabkan oleh persepsi ubiquity, di mana konsumen merasa merek tersebut terlalu mudah diakses dan terlalu sering terlihat. Akibatnya, nilai eksklusivitas yang seharusnya melekat pada merek mewah bisa berkurang.
Sebaliknya, merek-merek tradisional seperti Hermès, yang dikenal dengan keahlian tangan dan sejarah panjangnya, cenderung lebih hati-hati dalam menggunakan media sosial. Mereka mungkin tidak sering muncul di platform digital, tetapi ketika mereka melakukannya, mereka tetap mempertahankan citra eksklusivitas dan warisan mereka. Misalnya, Hermès mungkin menggunakan media sosial untuk menampilkan proses pembuatan produk mereka yang rumit dan detail, yang menekankan keahlian dan tradisi.
Contoh nyata dari perbedaan ini bisa dilihat dalam penelitian yang menunjukkan bahwa konsumen cenderung memberikan penilaian yang lebih rendah terhadap interaksi digital dengan merek mewah yang lebih modern dibandingkan dengan yang lebih tradisional.
Chanel, dengan pendekatan yang lebih modern, mungkin dilihat sebagai lebih inovatif dan trendi, tetapi juga lebih sering muncul di media sosial, sehingga mengurangi kesan eksklusivitas. Sebaliknya, Hermès yang lebih tradisional mungkin lebih jarang muncul di media sosial, tetapi tetap mempertahankan aura eksklusivitas dan keaslian.
Dalam konteks ini, penting bagi manajer merek mewah untuk menyeimbangkan antara modernitas dan tradisionalitas dalam strategi digital mereka. Merek modern perlu berhati-hati agar tidak terlalu sering muncul di media sosial, sehingga tidak mengorbankan kesan eksklusivitas. Sementara itu, merek tradisional dapat memanfaatkan media sosial untuk menceritakan sejarah dan warisan mereka tanpa khawatir kehilangan citra eksklusif.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian merek memiliki pengaruh besar terhadap bagaimana konsumen menilai interaksi digital mereka. Merek dengan kepribadian yang lebih modern harus lebih selektif dalam penggunaannya di media sosial untuk menjaga eksklusivitas, sementara merek tradisional dapat menggunakan media sosial sebagai alat untuk memperkuat cerita dan warisan mereka.
REFERENSI
Cowan, K., & Kostyk, A. (2024). The influence of luxury brand personality on digital interaction evaluations: A focus on European and North American markets. International Marketing Review, 41(2), 386-410. https://doi.org/10.1108/IMR-02-2022-0044