Soffell hadir pertama kali dengan merek Sari Puspa pada 1988 lalu. Kemudian, pada 2001, saat Sari Puspa menjadi market leader,
Enesis Group yang membawahi PT Sari Enesis Indah selaku produsen Sari Puspa, saat itu melakukan gebrakan me-rebranding Sari Puspa menjadi Soffell. Langkah rebranding tersebut mencuatkan rasa khawatir, terutama perjalanan brand baru Soffell ke depan. Mampukah Soffell mempertahankan prosisinya sebagai market leader seperti yang diraih brand terdahulunya? Hal ini, tentu saja menjadi tantangan bagi segenap tim brand guardian Soffell.
Tantangan tersebut dihadapi tim dengan melakukan serangkaian strategi marketing jitu, mulai dari edukasi komunikasi, melakukan riset untuk menciptakan inovasi produk, memperkuat jaringan distribusi, hingga meng- create promosi yang tepat, baik lewat channel TVC, event aktivasi above the line maupun melalui konten-konten di platform digital.
Strategi komunikasi Soffell ditempuh dengan cara mengedukasi brand essence dan functional benefits, yakni produk yang ampuh mengusir nyamuk dan mencegah gigitan nyamuk. Ini kemudian dikemas dalam tagline- nya yang familiar di masyarakat, yaitu “Putus Hubungan dengan Nyamuk.”
“Putus Hubungan dengan Nyamuk”, diungkapkan Louis Sumantadiredja selaku Senior Brand Manager Soffell, terus gencar dikomunikasikan. “Tagline tersebut masih digunakan untuk komunikasi Soffell, karena masih related dari dulu sampai sekarang,” ujarnya.
Pasukan canvaser dan merchandiser dikerahkan ke seluruh jaringan distribusi sampai kepada kios pedagang eceran (retail) untuk mengedukasi brand Soffell. Termasuk tim di Research & Development, memiliki laboratorium yang membiakkan nyamuk untuk kemanjuran produk. Upaya itu membuahkan hasil. Brand Soffell makin dikenal dan masyarakat semakin aware. Penetrasi Soffell di pasar kian intens dan mengalami pertumbuhan penjualan (sales).
Inovasi produk untuk melahirkan varian baru terus dilakukan. Tujuannya, untuk value added. Ini dielaborasikan dengan menambah ingredient, seperti bodi lotion untuk membuat kulit tetap lembut dan meluncurkan varian aroma baru. Untuk itu, diluncurkan Soffell varian baru yang formulanya didasarkan hasil riset dan penelitian.
Tahun 2008 misalnya, diluncurkan Soffell Spray, kemudian varian Soffell Bengkoang (2012); Soffell Apel (2016); dan Soffell Alamia yang diluncurkan tahun 2020 lalu. Kehadiran Soffell Spray untuk mengakomodir konsumen yang tidak mau repot dalam penggunaannya. Ini merupakan strategi marketing dari Soffell yang belum dilakukan oleh kompetitornya, dan bisa dikatakan merupakan gebrakan baru.
Soffell juga gencar menggelar aktivas brand melalui kegiatan below the line, terutama sebelum pandemi. Saat pandemi, bergeser dengan fokus menyuguhkan konten-konten dalam campaign di channel digital dan sosial media dengan menggunakan Key Opinion Leader (KOL) yang menyaras ke segmen anak muda.
Lewat serangkaian program inovatif dan kreatif tersebut, tim brand guardian Soffel sukses mencapai target. Terbukti dengan pencapaian market share Soffell sebesar 89%. Itu artinya, tim Soffell sukses menjaga dan mempertahankan brand selama 33 tahun, dengan menduduki posisi market leader. Tak heran, jika tim brand guardian Soffell meraih predikat “The Best Brand Guardian” untuk kategori Branding Team di ajang “Indonesia Brand Communication Championship 2021” yang diselenggarakan Majalah MIX-Marcomm.