Tips Memanfaatkan Twitter Jelang Ramadhan 2017
Sepanjang tahun 2016, setidaknya ada 10,7 juta Tweet impressions yang berhubungan dengan Ramadhan di seluruh dunia, di mana Indonesia menjadi kontributor ke-2 terbesar untuk percakapan yang terkait dengan Ramadan. Tidak hanya berlangsung sampai pada hari Idul Fitri, percakapan dari Indonesia bahkan bertahan sampai dua minggu setelah Idul Fitri, hingga ke penghujung musim mudik.
Melihat maraknya konten yang memenuhi lini masa selama bulan Ramadhan, merek pun harus jeli memanfaatkan celah untuk bisa selalu terhubung dan engage dengan para konsumen atau target pasar mereka.
Sebagai platform live dan real-time, Twitter membuat percakapan menyebar ke seluruh penjuru nusantara. Riset terakhir Twitter periode Mei 2016 – Juli 2016 menunjukkan bahwa percakapan mengenai Ramadhan mulai meningkat satu bulan sebelum Ramadhan dimulai, di mana pembicaraan momen mengenai hari pertama Ramadhan dan hari Idul Fitri menjadi momen yang paling banyak dibicarakan selama bulan Ramadan.
Berdasarkan riset tersebut, percakapan di Twitter pada bulan Ramadan beredar secara konsisten di beberapa topik tertentu dan membentuk pola yang patut dipertimbangkan oleh para pemasar. Beberapa topik berikut menjadi topik yang paling banyak dibicarakan di Twitter selama bulan Ramadan antara lain rutinitas keagaaman, kegiatan bersama keluarga, makanan, perjalanan, acara TV.
Twitter menemukan sebuah pola yang muncul selama bulan suci. Sebelum Ramadan, penyebutan untuk makanan dan minuman biasanya meningkat pada saat jam makan siang dan makan malam, Sedangkan pada saat bulan Ramadan, penyebutan tersebut cenderung konsisten mengikuti jadwal salat lima waktu. Penyebutan mengenai keluarga, makanan, dan minuman pada umumnya mengalami kenaikan menjadi 9% dan 8% selama masa Ramadan.
Dari hasil riset tersebut, berikut adalah tips yang dapat dimanfaatkan brand dan pemasar untuk mendapat perhatian konsumen. Pertama, waktu. Kegiatan biasanya meningkat mendekati waktu berbuka puasa dan waktu sahur. Berhubung jangkauan perhatian cenderung pendek di masa Ramadan, konten berukuran bite-size akan dapat menjadi daya tarik yang lebih baik.
Kedua, format. Para pemasar sebaiknya menargetkan lebih dari sekedar memfokuskan pemilihan kata-kata. Visual memiliki daya tarik yang lebih baik, terutama di kalangan anak muda. Konten berisi gambar dan video (termasuk live video) menjadi cara yang tepat untuk dilakukan menarik perhatian mereka.
Ketiga, kompetisi ketat. Ketika berkompetisi satu sama lain untuk menarik perhatian konsumen, brand harus memiliki positioning yang jelas dan pesan yang ditargetkan kepada segmen pasar tertentu.
Keempat, manfaatkan momentum. Para pemasar juga disarankan untuk selalu membuka mata dan telinga untuk melihat momen-momen menarik yang dapat digunakan. Gesit atau cekatan adalah kata kunci dalam memastikan momen-momen itu dapat digunakan dengan baik.
Leave a Reply