JAM 6 TENG - JAMES BURKE

James Burke memimpin J&J saat krisis Tylenol 1982: menarik 31 juta botol, merancang kemasan anti-tamper, dan menetapkan standar baru keselamatan obat global—keberanian yang menyelamatkan jutaan nyawa dan mengubah industri farmasi.

.

.

Tahun 1982, Bruce atau yang lebih dikenal sebagai James Burke, menjabat sebagai CEO Johnson & Johnson, perusahaan yang telah menjadi pelopor dalam inovasi farmasi selama beberapa dekade.

Namun tanpa satupun peringatan, namanya dan reputasi J&J terseret ke dalam krisis paling mencekam dalam sejarah industri obat-obatan Amerika. Ada tujuh orang tewas setelah mengonsumsi kapsul Tylenol ekstra-kuat yang ternyata telah dicampur sianida.

Dalam hitungan hari, gambar bergaris-garis “TYLENOL” menghiasi semua pemberitaan televisi dan koran, bergema dari satu stasiun ke stasiun lain selama enam minggu berturut-turut.

Tylenol adalah merek obat bebas yang diproduksi oleh Johnson & Johnson, berfungsi sebagai analgesik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam). Kandungan utamanya adalah asetaminofen (paracetamol), senyawa yang bekerja di otak untuk memblokir zat penyebab rasa sakit (prostaglandin) dan menurunkan suhu tubuh saat demam.

Karena efek sampingnya relatif sedikit bila dikonsumsi sesuai takaran—umumnya satu hingga dua tablet (325–500 mg) setiap 4–6 jam, maksimal 3.000–4.000 mg per hari—Tylenol menjadi pilihan populer untuk meredakan sakit kepala, nyeri otot, nyeri gigi, bahkan nyeri haid.

Ketika korban berjatuhan setelah mengonsumsi Tylenol, alih-alih bersembunyi atau menunggu badai mereda, Burke mengambil langkah berani. Dia  menghubungi langsung kepala divisi berita di setiap jaringan televisi nasional untuk menyampaikan informasi terbaru, transparan, dan akurat.

Ia memanggil direktur FBI dan FDA ke ruang rapat, meminta bantuan investigasi, dan menjalin kerja sama demi memastikan keamanan konsumen.

Banyak eksekutif di dalam perusahaannya sendiri meragukan apakah Tylenol yang saat itu menyumbang miliaran dolar pendapatan bisa bertahan.

Namun Burke menaruh kepercayaan penuh pada reputasi J&J dan naluri publik untuk memilih apa yang benar.

Pages: 1 2

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)