Banyak Marketer Kurang Memahami Influencer Marketing

Influencer marketing menjadi salah satu tren yang mendominasi di media sosial dan pemasaran tahun ini. Tidak hanya diterapkan oleh brand untuk menggaet konsumen, namun strategi influencer marketing belakangan mulai banyak diaplikasikan di bidang politik, terutama bertujuan untuk menarik massa bagi salah satu kandidat partai politik agar bisa meraih suara terbanyak.

influencer-marketing-tools-660x330

Sayangnya, banyak pemasar (marketer) yang masih mengalami kesulitan untuk menemukan cara terbaik memanfaatkan strategi influencer marketing. Riset tentang influencer marketing yang dilakukan provider software Group High baru-baru ini yang melibatkan sejumlah marketer sebagai responden mengungkapkan, sebanyak 47% responden menyatakan bahwa pembuktian efektifitas atau nilai (proving value) adalah tantangan terbesar dalam mengukur influencer marketing, dan lebih dari separuh responden tidak memiliki proses yang konsisten untuk menghitung return on investment (ROI) influencer marketing.

Tantangan paling signifikan dalam mengukur efektifitas influencer marketing, menurut laporan itu seperti dilansir dari Social Times, adalah terkait pengumpulan data. Sebanyak 28% responden riset mengatakan bahwa mengumpulkan data adalah sebuah tantangan, sementara 13% tidak tahu metrik untuk melacak dan 9% melaporkan bahwa sulit menemukan kapan waktu yang tepat untuk menjalankan strategi influencer marketing secara efektif.

Ketika ditanya bagaimana perusahaan menghitung laba atas investasi untuk pemasaran influencer, 44% responden mengatakan tidak yakin dan 4% responden tidak mempermasalahkan investasi. Sebanyak70% responden tidak peduli terhadap hasil atas strategi influencer yang dilaksanakan – mereka menggangap yang penting perusahaan telah melakukan influencer – dan 34% responden menganggap tidak perlu membuat laporan ketika ditanya seberapa sering mereka membuat laporan atas upaya influencer marketing yang dilaksanakan.

Padahal, Group High menyarankan agar perusahaan perlu memperoleh result dari kegiatan influencer marketing melalui laporan. ROI adalah tujuan dan keragu-raguan terhadap efektifitas influencer akan membuat perusahaan tersingkir dari ketatnya persaingan pasar.

Kini promosi atau periklanan semakin berbasis percakapan, berupa people-to-people story. Bukan lagi didominasi wacana brand storyatau story behind the brand. Sebab, meminjam istilah Mark Zuckerberg, “…Tak ada yang lebih bisa mempengaruhi orang, selain rekomendasi dan pendapat dari teman sejawat.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)