McDonald's berencana akan memasarkan sub-brand McCafé lewat ritel. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan profil kopi yang kini menjadi salah satu menu di restoran cepat saji tersebut, dan tentunya untuk membuat penikmat kopi beralih dari Starbucks.
Sementara minuman ini tetap disajikan di gerai McDonald's, konsumen akan dapat membeli versi sachet bag di supermarket. Produk akan dijual dalam beberapa varian seperti Premium Roast, Breakfast Blend, Prancis Vanilla dan Hazelnut dengan kisaran harga USD7,29 yang rencananya akan mulai dipasarkan awal tahun depan. McDonald's optimis bisa bersaing dengan Dunkin Donuts dan Starbucks.
Walaupun banyak rival di bidangnya, langkah baru ini menurut Marketwatch dapat memberikan keuntungan sejumlah USD11.7 atau setara dengan pasar home coffee di US. Namun, restoran cepat saji asal Amerika ini mengakui tujuannya adalah ingin menambah profil produk coffee mereka, dan bukan untuk meraup keuntungan. Chief Executive McDonald's, Don Thompson menegaskan bahwa tujuan program ini adalah untuk mengingatkan kembali masyarakat untuk datang ke Mcd, tidak ada tujuan meraup keuntungan.
"Ada banyak permintaan agar konsumen bisa menikmati kopi kami di rumah mereka. Sebelumnya McCafe di gerai restoran kami memang sudah sukses. Ini adalah langkah selanjutnya untuk memberikan kepuasan kepada customer, agar mereka bisa membuat dan menikmati kembali di rumah mereka," ujar Greg Watson, Senior Vice President US of Menu Innovation McDonalds.
Penjualan McDonald's di US melambat dalam beberapa tahun terakhir. Penjualan anjlok pada Juli sebesar 3.2%, sehingga kontribusi McDonald's di dunia pun anjlok sebesar 2.5%. Tetapi dengan adanya produk McCafe, sales kembali naik 6% di US. McDonald's sukses dengan McCafe dan produk sarapan pagi. Pada konferensi investor tahun lalu, terungkap penjualan McCafe rupanya melonjak 70% dibandingkan saat debutnya.
McDOnald tidak menutup kemungkinan akan melakukan ekspansi pasar kopi dan sarapan pagi ke Eropa. Namun ditegaskan dari pihak McDonald, “Tidak ada rencana dalam waktu dekat ini merambah ke Eropa.” McDonald's ingin terlebih dahulu jajal pasar iced frappe dan smoothie di US dan jika sukses baru akan memperkenalkan produk kopi-nya ke Eropa. Sebenarnya McCafe mendapat sambutan hangat di pasar Eropa seperti UK, namun ada juga yang memperlihatkan hasil negatif seperti Jerman dan Rusia.
Nina Barton, Vice Precident Coffee Kraft Foods mengatakan bahwa kerjasama dengan McDonald's menggambarkan era baru dalam pasar home-premium coffee. Kerja sama ini diyakininya bisa menutupi kerugian saat Starbucks menghentikan kerja sama di tahun 2011. "Dengan memanfaatkan fanbase McCafe yang sudah dibentuk McDOnald's dan kemampuan industri kopi yang dimiliki oleh Kraft, kami yakin bisa mendapat konsumen yang lebih luas lagi, dan mendorong brand untuk berkembng,” tambahnya.
Sebelumnya Kraft menyuplai biji kopi kepada Starbucks sejak 1998. Namun kerja sama ini berakhir pada tahun 2011 karena Starbuck mengklaim bahwa Kraft telah salah mengatur brand-nya. Kraft menantang kembali tahun lalu dan Starbucks harus membayar USD4.6 milyar atas perselisihan ini. Akhirnya Mondelez International pun memisahkan diri dari Kraft di tahun 2012, dan saat ini me-manage brand kopi yang dimilikinya.