Go-Pay resmi diluncurkan sebagai layanan uang elektronik di aplikasi Go-Jek sejak April 2016. Cikal bakal Go-Pay adalah Go-Jek Kredit, yaitu fitur yang berisi semacam pulsa yang dapat dipakai untuk membayar layanan Go-Jek. Berdiri di bawah naungan PT Dompet Anak Bangsa, entitas anak usaha PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek), misi Go-Pay adalah menjadi 'jembatan' bagi konsumen untuk memperoleh akses terhadap berbagai layanan dan produk jasa keuangan.
“Bagi kami, hal ini sangat penting di Indonesia, di mana lebih dari 50% rakyatnya masih belum tersentuh layanan keuangan formal. Sebanyak lebih dari 70% masyarakat Indonesia masih menerima upah dalam bentuk uang tunai. Tidak seperti di Singapura yang hampir 100% sudah banked dan bahkan cukup tech savvy,” ungkap Budi Gandasoebrata, Managing Director Go-Pay kepada Majalah MIX.
Guna mempopulerkan penggunaan Go-Pay, Go-Jek melakukan beragam promo. Salah satunya adalah promo potongan harga 50% tarif perjalanan Go-Ride. Lalu, promo pembayaran via Go-Pay untuk layanan lain Go-Jek, antara lain Go-Food, Go-Send, dan lainnya. Go-Pay pun mendapat respon positif, dan semakin banyak konsumen yang yang terbiasa memanfaatkan sistem pembayaran nontunai. Saat ini, Go-Jek mencatat lebih dari 50% transaksi sudah menggunakan Go-Pay.
Selain itu, Go-Pay juga rutin mengadakan program promosi untuk meningkatkan transaksi, seperti yang beberapa waktu lalu dilakukan yaitu Go-Pay Day. Go-Pay Day digelar bertepatan dengan tanggal gajian karyawan pada 27-30 November 2018 lalu. Melalui program tersebut, Go-Pay menawarkan cash back hingga 50% untuk transaksi di 36 mitra dengan lebih dari 2.000 outlet di seluruh Indonesia. Promosi ini pun kembali berhasil menjangkau banyak penggunaan mulai dari untuk pembelian makanan dan minuman, pembelian buku di Gramedia, hingga pembelanjaan di e-commerce seperti JD.ID.
Selama kurang lebih dua tahun ini, Go-Pay konsisten berupaya memperkenalkan ekosistem pembayaran non-tunai ke masyarakat yang lebih luas. Kolaborasi adalah salah satu kunci sukses Go-Pay. Melalui kolaborasi strategis dengan berbagai pihak, mulai dari pemerintah, BUMN, swasta, hingga UMKM, kini Go-Pay dapat mengembangkan layanan-nya hingga di luar ekosistem Go-Jek.
“Kini, Go-Pay sudah merambah ke layanan pembayaran tiket Trans Semarang, SIM dan SKCK di beberapa kota, puluhan ribu merchant online dan offline, hingga bersedekah ke masjid dan yayasan di Indonesia. Saat ini, total sudah ada lebih dari 200.000 rekan usaha yang bergabung dengan ekosistem Go-Pay, termasuk mitra UMKM. Go-Pay juga telah bermitra dengan 27 bank dan lembaga jasa keuangan lainnya,” terang Budi.
Melihat potensi industri pembayaran non-tunai masih banyak yang bisa digarap, imbuhnya, Go-Pay mengembangkan metode pembayaran non tunai dengan pemanfaatan Kode QR. Metode ini masih sangat bisa untuk dikembangkan dan dimanfaatkan di Indonesia. Dari sisi pengguna, berdasarkan pengalaman Go-Pay, semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan metode pembayaran non tunai.
“Salah satu cara kami untuk meningkatkan awareness tentang mudahnya penggunaan QR code ini adalah melalui berbagai kampanye marketing, edukasi konsumen, program kolaborasi dengan multi-stakeholders, dan beragam program promo. Ke depan kami ingin hadir di pusat perbelanjaan hingga kantor,” ujar Budi.
Terkait kompetisi, ia tidak pernah menganggap Go-Pay hanya sekadar platform pembayaran, seperti halnya Go-Jek tidak pernah melihat diri hanya sekadar platform ride-hailing. “Fokus kami adalah memenuhi kebutuhan pengguna; mudah dipakai dan bisa dipakai dimana-mana, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, hiburan, belanja bayar tagihan listrik, pulsa, hingga bersedekah,” pungkas Budi menutup.