Menggunakan selebritis yang tengah popular sebagai brand ambassador kerapkali dianggap sebagai jalan pintas untuk membangun brand awareness. Terutama, bagi brand baru yang ingin merebut perhatian konsumen di tengah pertarungan kampanye komunikasi yang sangat ketat. Sayangnya, alih-alih harus menggelontorkan biaya yang sangat mahal untuk mengontrak selebritis sebagai brand ambassador, sebaliknya brand malah kurang memetik manfaatnya. Misalnya, pamor selebritis jauh lebih moncer dibandingkan dengan brand yang diwakilinya. Paling apes, sikap dan perilaku sang selebritis sebagai brand ambassador justru menjadi bumerang, bahkan membahayakan kredibilitas brand.
Paling anyar, yang kini tengah ramai dibincangkan di dunia maya adalah Isyana Sarasvati, penyanyi muda yang tengah naik daun. Dikenal sebagai brand ambassador dari situs belanja online Tokopedia, Isyana justru mengaku takut tertipu berbelanja online. Seperti yang dimuat di koran nasional, Isyana mengaku tak pernah berbelanja online dan lebih memilih membeli pakaian di gerai fisik.
Sontak saja, ucapan sang brand ambassador itu menjadi bumerang bagi brand Tokopedia. Foto guntingan tulisan tentang Isyana yang takut tertipu berbelanja online pun ramai beredar di dunia maya. Netizen pun berkomentar miring. Mulai dari komentar pedas yang menyalahkan sang brand ambassador, hingga mempertanyakan si pengelola merek ketika memilih Isyana sebagai brand ambassador.
Tak mau larut dengan komentar miring, akhirnya Isyana bersama Tokopedia menjawab isu tersebut dengan bercuit di akun resminya @isyanasarasvati. Pada cuitan yang diakhiri dengan emoticon senyum, ia mengatakan, "Berita soal aku gak berani belanja online memang benar, kalau bukan di Tokopedia."
Bukan makin membaik, Isyana kembali "di-bully" netizen di ruang terbuka maya, lantaran memposting cuitannya dengan menggunakan ponsel iPhone. Padahal, ia masih resmi menjadi brand ambassador Oppo.
Lantas, cukupkah apa yang dilakukan Tokopedia dengan mendistribusikan cuitan balik Isyana di dunia maya? Bagaimana dengan Oppo yang masih belum melakukan tindakan apapun terkait isu tersebut?
Dosen Komunikasi Universitas Indonesia yang juga pakar Public Relations (PR) Bambang Sumaryanto menegaskan bahwa jawaban sekaligus alasan Isyana tak cukup untuk mengembalikan kredibilitas brand maupun kepercayaan publik. Untuk itu, dianjurkan Bambang, memang sudah saatnya para pemilik merek menyadari bahwa memilih brand amabassador itu bukan sekadar popular. Namun, brand ambassador juga harus menjadi orang yang percaya dan menggunakan brand yang diwakilinya.
"Kasus ini seharusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi para pemasar yang banyak menggunakan selebritis sebagai brand ambassador produknya. Bila memang pemilik merek tidak mampu meyakinkan sang selebritis menggunakan produknya, cukup selebritis itu ditunjuk sebagai bintang iklan saja," saran Bambang.
Ia menambahkan, sebenarnya pihak Tokopedia perlu memanfaatkan momentum itu untuk menjelaskan keunggulan belanja online di Tokopedia dibanding belanja di tempat lain. Misalnya, ada jaminan bila produk yang diterima berbeda dengan yang ada difoto. "Dengan statement semacam itu, maka akan memperkuat statement Isyana bahwa dia hanya berbelanja online kalau di Tokopedia," papar Bambang.
Namun, ia mengingatkan, memanfaatkan isu negatif sebagai peluang...
3 thoughts on “Ketika Brand Ambassador Menjadi Bumerang bagi Brand”