Ketika Brand Ambassador Menjadi Bumerang bagi Brand

Namun, ia mengingatkan, memanfaatkan isu negatif sebagai peluang dapat berhasil jika Tokopedia memang benar memiliki kekuatan itu. "Sebab, kalau kualitas baju yang dijual di Tokopedia sama saja dengan yang lain, maka Tokopedia perlu message dan taktik yang lain," ucapnya.

Oleh karena itu, imbuh Bambang, pemilihan brand ambassador perlu melalui seleksi yang ketat. Sebab, dialah yang akan mewakili brand. Pertimbangkan dan perhatikan perilaku sehari-hari selebritis yang akan menjadi kandidat brand ambassador, kepercayaan selebritis terhadap brand, etika si selebritis, dan sebagainya.

Ia mencontohkan, jika seorang penyanyi menjadi brand ambassador Piano Yamaha, maka setiap konser semestinya juga mengggunakan piano Yamaha. Bukannya menggunakan piano merek pesaing. "Dengan si selebritis menggunakan brand pesaing, maka kredibilitas brand akan ikut turun," yakinnya.

 

Melanggar Etika Pariwara Indonesia
Menurut Bambang yang juga menjabat sebagai Ketua Badan Musyawarah Etika Dewan Periklanan Indonesia, Dewan Periklanan Indonesia sebenarnya sudah mengantisipasi iklan-iklan yang mempromosikan sesuatu yang tidak benar. Hal itu telah diatur di dalam Etika Pariwara Indonesia (EPI) 2014 dimana brand ambassador sebuah produk haruslah pemakai produk itu selama yang bersangkutan menjadi brand ambassador hingga kontraknya berakhir.

Ketentuan itu sama dengan testimoni, yang memang harus benar-benar memakainya. Jika ternyata brand ambassador tak menggunakan produk tersebut, maka EPI menganggapnya tak etis, karena iklan tersebut tidak mengatakan yang sebenarnya. "Lain dengan bintang iklan yang memang tidak wajib memakai produk tersebut," urainya.

Itu sebabnya, pemilik merek seharusnya memberikan persyaratan agar kandidat brand ambassador bersedia memakai produk yang mengontraknya sebagai brand ambassador. "Kalau dia ternyata malah memakai produk lain atau tak pernah memakai sama sekali, maka perilakunya dianggap tidak etis dan iklannya bisa dikategorikan melanggar EPI," tutupnya.

Pages: 1 2
Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3 thoughts on “Ketika Brand Ambassador Menjadi Bumerang bagi Brand”

Apakah isyana saraswati yg bodoh atau tokopedia n oppo yg bodoh dalam menganbil ambassador brand ya? Lain kali perusahaan harus lebih jeli n ambil selebritis yg kredibel
by Rito, 23 May 2016, 06:32
Isyana nggak sepenuhnya salah. Yang salah adalah Manager Marketing perusahaan yang meng-hire nya. Keliatan banget cuma make template dan gak pakai analisis. Trus PR-nya gak kerja
by PicturePlay, 22 May 2016, 01:27
Mending gw aja jadi brand ambassadornye wkwkwk
by Aluvimoto, 20 May 2016, 07:32

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)