Pemimpin publik dan swasta di seluruh dunia ingin memiliki brand yang menarik bagi daerah, kota, ataupun negara mereka. Mereka ingin menarik perhatian perusahaan berkembang agar mau berinvestasi dalam komunitas mereka. Mereka ingin para traveler mengeksplor atau berlibur ke negara mereka. Mereka ingin meeting atau konferensi diselenggarakan di kota mereka.
Sayangnya, hampir seluruh strategi place branding melesat dari target, kurang dieksekusi secara maksimal, dan menghabiskan banyak dana. Menurut forbes.com, ada tiga kesalahan yang dilakukan sehingga place branding gagal, yaitu:
Single Brand
Mayoritas place branding hanya fokus pada strategi marketing dengan menciptakan satu brand. Pemimpin publik dan swasta beranggapan bahwa konsep pemasaran yang baik adalah satu brand yang menyeluruh. Secara teori, hal tersebut memang benar.
Tapi dalam prakteknya, strategi ini sebenarnya kurang tepat, sebab target audiens berbeda. Investor dan traveler merupakan dua hal yang berbeda. Executive perusahaan, misalnya saja, ingin berinvestasi jika tenaga kerja lokal tersedia, operating cost yang terjangkau, dan kemudahan dalam menjalankan bisnis. Sedangkan traveler, fokus pada akomodasi hotel, lokasi yang menarik, dan kekhasan dari komunitas tersebut. Oleh karena itu, tentunya tidak bisa kita menyampaikan satu pesan marketing saja.
Terlalu Fokus pada Brand Mark
Mayoritas place branding fokus pada pengembangan logo atau tema suatu masyarakat. Tim kreatif menawarkan selusin tema namun terus diperdebatkan tanpa henti dalam masyarakat.
Pengembangan logo memang penting, tetapi itu bukan elemen penting dalam menentukan suksesnya kampanye. Kuncinya adalah bagaimana place branding itu dikomunikasikan ke luar suatu masyarakat atau dalam lingkup masyarakat itu sendiri.
Tidak Mampu Berkolaborasi
Brand yang diciptakan harus berbeda namun organisasi pengembangan ekonomi dan organisasi marketing destinasi harus tetap bekerja sama. Studi dari Oxford Economics menunjukkan bahwa agar place branding sukses, penting untuk berkolaborasi dalam menjalankan strategi pemasaran. Misalnya saja di satu sisi promosikan tempat agar eksekutif perusahaan mau menggelar konferensi profesional di kota Anda dan di sisi lain meningkatkan layanan transportasi udara.
sumber: http://www.forbes.com/sites/andrewlevine2/2015/05/04/in-marketing-places-two-brands-are-better-than-one/