Kesembilan, social media mengurangi pengeluaran marketing UKM. Awalnya, social media berkembang untuk menciptakan reputasi untuk menjangkau audiens dengan harga murah. Sebelum tahun 2014, Facebook mengizinkan perusahaan untuk menggarap audiens-nya secara gratis. Langkah cerdas tersebut pun berhasil menggiring marketer masuk ke kanal ini. Semakin banyaknya perusahaan yang tertarik, namun Facebook justru mulai memasang charge untuk setiap aktivitas pemasaran pada tahun 2014.
Dan di tahun ini, laporan “Social Media Marketing Industry” menemukan bahwa 51% bisnis dengan kurang dari 10 karyawan yang juga menghabiskan 6 jam atau lebih untuk menggarap pemasaran social media, masih percaya bahwa strategi tersebut tetap efektif mengurangi biaya pemasaran secara keseluruhan. Bahkan tidak sedikit perusahaan yang menambah karyawan yang khusus untuk menangani pemasaran digital tersebut. Tidak heran jika hanya 59% perusahaan besar tidak menemukan adanya pengeluaran budget untuk social media marketing mereka. yang hanya perusahaan besar yang tidak bisa menghemat biaya melalui media sosial.
Kesepuluh, kinerja penjualan UKM lewat social media terus bertumbuh. Tujuan dari semua taktik pemasaran pada akhirnya adalah untuk meningkat posisi sekaligus penjualan. Lebih dari setengah marketer dalam survei ini telah menggunakan social media lebih dari dua tahun, dan mereka melaporkan bahwa channel tersebut cukup membantu dalam meningkatkan angka penjualan. Sebanyak 70% responden telah membuktikannya setelah sekitar lima tahun menggunakan social media
sebagai bagian dari strategi marketing mereka.
Internet Retailer dalam laporan bertajuk “2015 Social Media 500” me-review 500 merchant besar yang menggunakan social media. Pada tahun 2014, penjualan social commerce 500 perusahaan tersebut tumbuh menjadi USD3,3 miliar dari USD 2,6 miliar pada tahun sebelumnya, atau meningkat 25%. Dari pencapaian ini menunjukkan betapa berpotensinya social selling.
Kesebelas, Facebook mendominasi social media paid ads. Rendahnya biaya iklan di social media adalah satu-satunya alasan UKM tertarik untuk menggunakannya. Karena menawarkan kemampuan untuk menjangkau target iklan di lokasi terpencil sekalipun sekaligus menyediakan demografi pasar.
Kesuksesan paid ads Facebook telah mendorong harga sahamnya dari USD20 per saham pada tahun 2012 naik menjadi USD80 per saham pada Mei 2015. Iklan digital LinkedIn dan Twitter juga menuai sukses, berdasarkan responden survei dimana mereka akan mulai serius menggarap iklan tersebut di tahun yang akan datang. Platform social media lain seperti Instagram, Pinterest, dan lainnya juga berkesempatan untuk mengembangkannya. Selain itu , 53% responden menyatakan mereka akan terus meningkatkan penggunaan iklan Facebook ke depannya. Di platform Google dan Twitter juga sama, sebanyak 38% dan 31% responden berencana akan meningkatkan spending mereka di kanal ini.
Keduabelas, jenis konten di social media sangat menentukan. Sebanyak 70% marketer mengaku menggunakan blog, dan yang menggunakan aset visual lainnya juga mencapai 71%. Kebanyakan dari mereka ada pengusaha 'mandiri' yang tidak memiliki karyawan. Sementara, hanya 10% marketer yang menggunakan podcasting. Namun, beberapa pihak berspekulasi bahwa ke depan podcasting bisa menjadi peluang besar. Meskipun membutuhkan anggaran besar dan teknologi lebih, konten video juga masih efektif digunakan 57% marketer.