Keberadaan dompet elektronik sebagai alat transaksi dinilai semakin efisien dibandingkan bank. Di wilayah seperti Asia, Afrika, dan Eropa, diungkapkan VP Consumer Product DOKU Ricky Richmond Aldien, pembayaran dan perbankan lewat smartphone telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena itu terjadi juga di Indonesia.
Hal itu ditandai dengan selalu bertumbuhnya transaksi uang elektronik di Tanah Air. Merujuk catatan Bank Indonesia, di Indonesia, volume transaksi uang elektronik sebagai salah satu instrumen pembayaran dalam dompet elektronik, telah menyentuh angka 537,6 juta transaksi. Itu artinya, meningkat dari tahun sebelumnya, yakni 535,6 juta transaksi.
Dikatakan Ricky, sistem pembayaran via mobile (smartphone) ini masih akan terus memikat, setidaknya dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Dengan beberapa sektor, seperti transportasi berbasis online, digital goods—termasuk di dalamnya game dan elektronik—serta e-commerce, menjadi tiga teratas yang akan memacu perkembangan uang elektronik pada khususnya dan e-wallet pada umumnya.
“Sementara itu, dari sisi pengguna, generasi milenial akan berada di baris terdepan untuk mengadopsinya. Mereka akan menjadi orang pertama yang meninggalkan kartu kredit untuk kemudian memilih pengalaman yang mudah dan mulus dari dompet elektronik,” yakinnya.
Ricky memprediksi, perlahan tapi pasti, kehadiran dompet elektronik akan mengubah cara konsumen bertransaksi. Dari yang semula konvesional dengan menggunakan uang kartal (tunai), berganti dengan transaksi non tunai. “Siapapun kini bisa melakukannya, kapan pun dan dimana pun. Mulai dari membeli pulsa, membayar beragam tagihan seperti tagihan telepon, listrik, PAM, cicilan, hingga melakukan setor dan tarik tunai. Itu semua bisa dilakukan hanya dengan satu atau dua sentuhan di layar smartphone. Dalam satu layanan bernama e-wallet atau dompet elektronik,” ucapnya.
Diakunya, dompet elektronik memang tidak bisa dilepaskan dari fungsi dasarnya sebagai produk finansial. Dengan memuat beragam instrument pembayaran seperti uang elektronik, kartu kredit, dan kartu debit, dompet elektronik lahir untuk mempermudah penggunanya melakukan berbagai jenis transaksi, seperti beli pulsa, bayar listrik, berkirim uang, hingga investasi. Berbagai jenis transaksi itulah yang selanjutnya menjadi basic services dari dompet elektronik.
Namun, ditegaskan Ricky, perkembangan dompet elektronik tak akan berhenti sampai di basic services. Beberapa Payment Service Providers bahkan mulai membenamkan fitur-fitur yang terkait dengan gaya hidup ke dalam dompet elektroniknya. Salah satunya, aplikasi DOKU. Selain menanamkan instrument pembayaran uang elektronik, kartu kredit, kartu debit, dan menyediakan beragam pilihan transaksi, aplikasi DOKU juga menyertakan fitur chat dan video ke dalamnya. “Pengguna DOKU bahkan bisa 'berburu' voucher dan merchant promo,” tambahnya.
Perluasan fungsi itulah, kata Ricky, yang selanjutnya akan menggeser posisi dompet elektronik dari produk finansial menjadi produk gaya hidup. Dengan demikian, fokus dompet elektronik tidak hanya pada akuisisi pengguna, tapi juga usage, yakni dengan meng-create uses case sebanyak-banyaknya agar dompet elektronik benar-benar menjadi bagian dari gaya hidup. Ia mencontohkan, dengan membuat program-program yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, seperti arisan, patungan, dan banyak lagi. “Arahnya akan menjadi satu aplikasi untuk semua kebutuhan,” tutup Ricky.