Ketika kinerja ekonomi Indonesia melesu di kuartal pertama (Q1) 2015, industri e-Commerce di Tanah Air justru cukup stabil, bahkan cenderung naik. Demikian diungkapkan salah satu pelaku e-Commerce, Agus Tjandra, CEO Lojai.com sekaligus Founder “Cicilan Online menggunakan Kartu Kredit” di Indonesia.
e-Commerce Indonesia diprediksi capai US$ 18 miliar di tahun 2015
“Benar memang perekonomian di Indonesia sedang melemah, namun dalam industri e-Commerce sendiri cukup stabil bahkan cendrung naik,” kata Agus, yang juga menjabat sebagai wakil ketua idEA (Indonesia eCommerce Association/Asosiasi e-Commerce Indonesia), dalam siaran pers yang diterima MIX hari ini.
Ya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi selama Januari-Maret 2015 hanya 4,71 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu, sebesar 5,14 persen. Menurut BPS, perlambatan kinerja ekonomi selama kuartal I disebabkan turunnya aktivitas produksi dan konsumsi di dalam negeri. Selain juga dipengaruhi perlambatan ekonomi mitra dagang Indonesia, terutama Cina.
Kendati ekonomi melesu, Agus tetap optimistis dengan industri e-Commerce di Indonesia. Dia mencontohkan, industri e-Commerce atau toko online tak memerlukan sewa gedung, yang terbilang mahal. “Pengurangan biaya sewa ini secara signifikan bisa dialihfungsikan ke biaya promosi, dengan anggaran yang lebih ringan. Intinya, toko online bisa menghemat lebih banyak sehingga tak membebani konsumen,” katanya.
Menurut Agus, pada 2008 silam saat terjadi krisis ekonomi dunia, di Amerika Serikat dan Cina, industri e-Commerce justru menopang perekonomian di negara tersebut hingga mencapai angka yang signifikan, yaitu 40 persen. “Diharapkan hal itu juga bisa terjadi di Indonesia saat ekonomi melambat,” ujarnya.
Sementara itu, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) telah memprediksi pasar e-Commerce di Indonesia akan tumbuh bergairah tiap tahunnya. Yakni, mencapai US$ 12 miliar pada 2014 dan diproyeksikan mendekati angka US$ 18 miliar pada 2015.
Agus optimis proyeksi tersebut akan dapat diwujudkan, dengan sejumlah pemicu utama. Pemicu pertama, masyarakat mulai merasakan manfaat berbelanja online dengan harga yang jauh lebih menarik. Mulai dari hemat waktu, hemat ongkos perjalanan, dan tanpa perlu biaya parkir.
Kedua, penjual online juga merasakan manfaatnya, karena dengan modal yang relatif tidak besar—tanpa harus memiliki toko fisik—sudah bisa menjual produk secara online. Ketiga, dibandingkan lima tahun silam, jaringan internet di Indonesia kian membaik, khususnya paket data mobile yang lebih murah sehingga menunjang perilaku belanja online konsumen.
Keempat, semakin banyak varian penawaran di e-Commerce, baik dari segi produk maupun promosinya. Kelima, edukasi dari pemain e-Commerce semakin banyak. Bahkan, bukan hanya dari e-Commerce itu sendiri, namun juga dari sektor perbankan, dan juga perusahaan telekomunikasi.
Diakui Agus, di dunia bisnis, ada yang menahan diri untuk membeli. Namun, ada sebagian yang tetap harus berbelanja. Sebab, setiap lini bisnis atau konsumen itu unik. Contohnya, meski ekonomi sulit, orang mungkin tetap akan berbelanja, misalnya membeli gadget, khususnya bagi mereka yang belum memiliki perangkat tersebut.
“Orang akan tetap membeli gadget impian. Mereka hanya menunggu waktu. Atau di bisnis ticketing online, bisnis harus tetap jalan. Orang tetap akan membeli tiket pesawat terbang untuk perjalanan bisnis. Kita lihat, belakangan banyak promo menarik pembelian tiket secara online, baik untuk perjalanan bisnis atau liburan. Konsumen tetap membelanjakan uangnya,” ujarnya.
Diyakini Agus, industri eCommerce Indonesia di masa depan akan lebih bergairah dan menarik. Banyaknya pelaku di industri e-Commerce akan menimbulkan persaingan, yang justru berdampak positif karena secara otomatis membentuk e-Commerce yang dinamis dan kompetitif. “Kuncinya, setiap startup (pemain baru) yang terjun di eCommerce harus lebih kreatif dan senantiasa mengembangkan suatu hal yang unik dan menarik agar selalu diminati konsumen,” tandas Agus.
Mengantisipasi dinamisme pasar eCommerce, Lojai.com saat ini melakukan perubahan tampilan hingga 80 persen. Langkah ini dilakukan agar toko online yang mengusung “Retail Deals + Cicilan Pertama di Indonesia” itu memiliki nilai pembeda dengan e-Commerce lainnya. Yakni, dengan berfokus sekaligus menonjolkan pada Panca Kategori Produk, seperti Gadget, Suplemen, Home Appliance, Aksesoris, dan Produk Unik atau Inovatf.
Ke depannya, Lojai.com juga akan menghadirkan Deals di Panca Kategori Produk tersebut dengan harga fantastis dalam jangka waktu tertentu. “Selain Deals, nanti juga akan dibantu dengan cara pembayaran yang beragam. Tak ketinggalan dapat dicicil maksimal 18 bulan yang bertujuan meringankan beban konsumen. Kami akan melakukannya bertahap dan diharapkan rampung dalam tahun ini,” tutup Agus.