Perlukah Facebook Menghadirkan Tombol "Dislike"?

facebook

Dari sesi tanya jawab yang digelar di markas Facebook di Menlo Park, California, Founder Facebook Mark Zuckerberg mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat Facebook akan menambahkan tombol “dislike” atau “tidak suka” ke dalam lama jejaring sosial tersebut. Zuckerberg mengatakan bahwa tombol baru itu akan menjadi cara bagi orang untuk mengungkapkan empati.

Ia pun menyatakan bahwa Facebook "hampir" siap untuk mengetes tombol itu. Menurutnya, tombol "dislike" terus-menerus diminta oleh para pengguna sejak tombol "suka" atau "like"—yang kini jadi ikon itu—diperkenalkan pada tahun 2009. "Mungkin ratusan orang telah bertanya soal ini, dan hari ini adalah hari khusus karena saya bisa sampaikan bahwa kami sedang mengerjakannya dan hampir siap untuk mengetesnya," ujarnya.

Mengomentari hal itu, Praktisi Digital Marketing Indonesia, Anthony Leong, mengatakan bahwa ia tidak setuju dengan adanya penambahan tombol 'dislike’ di laman Facebook. Sebab, ia khawatir hal itu justru akan menimbulkan kericuhan di dunia maya.

"Kita melihat dari sisi sosialnya saja, dengan adanya media sosial pengguna bisa utarakan apa saja, tidak ada limit. Bisa dibayangkan apabila status pengguna yang dimaksud adalah yang baik, tetapi feedback dari pengguna lain merespon dengan 'dislike', ini bisa memicu kericuhan di dunia maya dan nyata," ujar Anthony.

Dengan demikian, ia meyakini, secara tidak langsung Facebook akan menjadi antisosial karena semakin memisahkan sesama pengguna dengan adanya tombol 'dislike'. "Suka atau tidak suka dengan adanya kedatangan Facebook sudah menjadi antisosial platform karena terlalu banyak interaksi di dunia maya, apalagi dengan adanya fitur baru 'dislike' ini bisa membuat kondisi sosial semakin tidak baik," ujar alumni Universitas Indonesia itu.

Secara terpisah, Praktisi Media Sosial Indonesia, William Liu, menyarankan agar Facebook lebih baik memunculkan fitur ekspresi lain, demi menjawab tuntutan netizen. Misalnya, emoticon senyum biasa, senyum cemberut, atau lainnya.

"Facebook harus jeli melihat fitur baru ini. Lebih baik meluncurkan fitur seperti senyum standard, senyum cemberut, senyum heboh, sedih atau senyum ekspresi lainnya yang secara langsung juga tidak berdampak buruk di dunia nyata," terang William.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Sign In

Get the most out of SWA by signing in to your account

(close)

Register

Have an account? Sign In
(close)